Padahal pesan terirat untuk pergi dan kembali ke kampung Muhammadiyah ini pernah secara khusus disampaikan kepada anak-anak muda Muhammadiyah oleh KHA Dahlan. Pesan tersebut adalah: “Muhammadiyah pada masa sekarang ini berbeda dengan Muhammadiyah pada masa mendatang. Karena itu hendaklah warga muda-mudi Muhammadiyah hendaklah terus menjalani dan menempuh pendidikan serta menuntut ilmu pengetahuan (dan teknologi) di mana dan ke mana saja. Menjadilah dokter sesudah itu kembalilah kepada Muhammadiyah. Jadilah master, insinyur, dan (propesional) lalu kembalilah kepada Muhammadiyah sesudah itu.”
Lalu adakah leluhur Puan yang dulu pernah menghuni Kampung Muhammadiyah? Yang paling dekat adalah kakek dan neneknya ( Ir Soekarno dan Fatmawati).
Sukarno sendiri merupakan murid pengajian Kyai Ahmad Dahlan. Ia mulai mengikuti pengajian KHA Dahlan pada umur 15 tahun. Tetapi resmi menjadi anggota Muhammadiyah baru ketika usia 38 tahun dan sempat menjadi pimpinan Muhammadiyah di Bengkulu. Meski sudah tidak aktif di kepengurusan Muhammadiyah dan kadang berseberangan dengan kebijakan Muhammadiyah tetapi ia minta jangan dipecat dari Muhammadiyah.
Bahkan Sukarno mempunyai keinginan ketika meninggal dihiasi dengan bendera Muhammadiyah. Pada tahun 1962 ia berkata, ”moga-moga saya diberi umur panjang oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan jikalau saya meninggal, supaya saya dikubur dengan membawa nama Muhammadiyah atas kain kafan saya”.
Baca: Kala Soekarno Bertemu Kyai Dahlan