PADANG – Penyakit TB (Tubercolosis) merupakan penyakit menular yang penularannya sangat cepat bahkan lebih cepat dari penularan penyakit Aids dengan kontak bicara saja seseorang bisa diduga mengidap TB. pengobatannya bisa memakan waktu enam bulan lamanya, saat ini Indonesia berada pada peringkat ke-2 sebagai negara penderita TB terbanyak di dunia. Upaya penanggulangan dan pengobatan penderita TB itu memerlukan support dari lingkungan sekitar khususnya kader komintas TB-HIV Care.
Karena ancaman serius itu, Aisyiyah merasa terpanggil melakukan aksi kemanusiaan dengan menggandeng global fund dengan melakukan aksi penanggulangan TB di 75 provinsi di Indonesia. Provinsi Sumbar merupakan salah satu daerah penanggulangan TB-HIV di Indonesia, penanggulangan TB berbasis komunitas dari provinsi hingga kelurahan dan juga melibatkan pihak pemerintah dan swasta untuk lebih memgoptimalkan peran penanggulangan TB.
Demikian disampaikan Staf Field Operasional TB-HIV Care Aisyiyah, Rahmat Hidayat usai menyampaikan materi TB-HIV care kepada pengelola Komunitas TB-HIV Care Aisyiyah Sumbar di Rumah Sakit Aisyiyah Sawahan Padang, Kamis (21/4).
“Jika orang positif TB harus diperiksakan HIV nya, kalau HIV positif maka harus periksa TBnya,” tambahnya.
Staf Field Operasional TB-HIV Care Aisyiyah Rahmat Hidayat mengatakan para komunitas TB-HIV akan melakukan pencarian suspect TB di seluruh daerah di Sumbar. Jika ditemukan suspect, para kader komunitas akan melakukan koordinasi dengan dinas kesehatan setempat dan memberikan support hingga sembuh dan disediakan pendampingan minum obat selama 6 bulan.
Katanya, upaya penanggulang harus melibatkan banyak pihak, SR komunitas TB perlu melakukan kerjasama dengan pemerintah dari segi regulasi dan penganggaran. Pihak swasta juga penting dilibatkan agar upaya penanggulangan yang dilakukan bisa efektif dan efisien.
Para SR TB itu juga dibekali pengetahuan tentang mulai pengetahuan TB hingga cara merekrut kader TB dari kabupaten atau kota hingga kelurahan, kemudian mereka langsung memberikan penyuluhan dan mencari penderita TB di penjuru Sumatera Barat.
“SR TB harus bisa mendorong pemerintah kabupaten dan kota untuk peduli terhadap TB hingga sampai regulasinya, karena TB merupakan tanggungjawab negara sedangkan Global fund hanya mensupport dalam bentuk stimulan saja. Jika Aisyiyah sudah mandiri maka sistem pelaksanaan penanggulangan TB ini diserahkan sepenuhnya kepada Aisyiyah,” tuturnya. Ia menambahkan bahwa perokok rentan terkena TB, namun penularan TB sangat tergantung pada daya tahan tubuhnya.
Hadir dalam pelatihan tersebut Ketua PW Aisyiyah Dra Hj. Meiliarni Rusli dan anggota PW Aisyiyah, Bendahara SR TB Aisyiyah care Muhayatul, Hendri Novigator, Delvina dan lainnya. (RI)