Filosofi Bambu untuk Perkaderan Muhammadiyah

Filosofi Bambu untuk Perkaderan Muhammadiyah

Ngaglik–Keberadaan kader menjadi elemen penting dalam keberlangsungan hidup Muhammadiyah. Sebagai organisasi masyarakat Islam, maka menjadi penting untuk berusaha mengamalkannya. Perihal perkaderan, ada baiknya mengkaji surat An-Nisa’ ayat 9 yang berpesan, supaya tidak meninggalkan generasi penerus yang lemah. Oleh karena kader adalah sosok yang bakal menjadi penerus langkah perjuangan di masa mendatang, maka diperlukan wadah untuk aktualisasi diri.

Dalam Muhammadiyah, terdapat organisasi otonom (ortom) yang memainkan perannya sebagai tempat belajar berorganisasi bagi kaum muda Muhammadiyah. Disamping fungsinya sebagai media sosialisasi ideologi.

Selain ayat al-Qur’an, persoalan kaderisasi juga bisa dilihat melalui kejadian alam. Contohnya melalui pohon bambu. Jamak kita temui, seseorang yang menebang pohon bambu, untuk sebuah keperluan. Misalnya dijadikan tempat menjemur pakaian. Akan tetapi, seorang yang sudah biasa menebang pohon bambu, akan menyisakan pohon yang tua untuk tidak diambil. Alasannya adalah sebagai pendamping tumbuh kembang bambu-bambu muda yang ada di sekelilingnya.

Pemaparan kisah berhikmah diatas, menjadi renungan bagi aktivis Muhammadiyah cabang Ngaglik, Kabupaten Sleman, dalam acara Pelantikan Bersama PCM, PCA, PCPM, dan PCNA Ngaglik pada Ahad, (24/4). Prosesi pelantikan yang dipimpin langsung oleh Ketua PDM Sleman, Harjaka MA itu, bertempat di Masjid KH Ahmad Dahlan, Pada kesempatan itu pula, Harjaka menyatakan terkesan dengan sumberdaya anggota Muhammadiyah Ngaglik yang tersebar dari tingkat ranting hingga pusat sekalipun. (GR)

Exit mobile version