Oleh: Lutfi Effendi
Muktamar Muhammadiyah Makassar melahirkan Gerakan Ekonomi sebagai pilar ketiga Persyarikatan Muhammadiyah. Sebelumnya, Muhammadiyah ditopang dua pilar gerakan, gerakan pendidikan dan gerakan kesehatan. Dua pilar ini, langsung dilahirkan pada era KHA Dahlan.
Gerakan pendidikan, lahir untuk membuka Al Qur’an yang selama ini hanya tinggal bunyinya saja tetapi amaliah di lapangan tersembunyi oleh sikap kaum muslimin. Cara baca dipelajari tetapi maknanya tertutup untuk dipahami apalagi mengamalkannya sangat jauh.
Kyai Dahlan mencoba membuka hal ini dengan berbagai metode agar Islam tidak jumud dan menjadi Islam berkemajuan. Dalam hal pengajaran Al Qur’an ini, Kyai Dahlan melahirkan Tafsir Amali. Dimana Al Qur’an tidak hanya dibaca saja, tetapi harus dipahami dan kemudian diamalkan.
Baca: Tafsir Amali dan Gerakan Pendidikan , Tafsir Amali Kyai Dahlan, dan KHA Dahlan Pelopor Tafsir Amali di Indonesia
Gerakan kesehatan, lahir dari Tafsir Amali Surat Al Maun. Gerakan ini dilahirkan oleh Bahagian (Majelis) Pertolongan Kesengsaraan Umat (PKU). Bersama gerakan kesehatan ini lahir, rumah miskin dan panti asuhan yatim. Yang kedua terakhir ini menjadi gerakan sosial tersendiri yang tersebar di seluruh Indonesia.
Baca: Tafsir Amali dan Gerakan Kesehatan
Tafsir Al Maun juga melahirkan gerakan yang lain yang diusung oleh beberapa Majelis, antara lain Majelis Pemberdayaan Masyarakat. Majelis ini berusaha memberdayakan masyarakat kelas bawah, dari tukang becak, petani, sampai pelaku ekonomi lemah.
Lalu dasar tafsir amali apa yang dipakai Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) sebagai penanggung jawab gerakan ekonomi untuk menggerakkan ekonomi warga Muhammadiyah. Karena dua pilar sebelumnya, telah jelas filosofinya. Tanpa dasar filosofi gerakan ekonomi ini tidak akan punya arah.
Dengan dasar filosofi Al Maun, Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) telah berusaha memberdayakan ekonomi rakyat. MPM tidak hanya melakukan pendampingan dalam hal produksi, tetapi MPM juga melakukan pendampingan dalam pemasaran. Dalam hal ini, MPM melaunching www.kedaimu.com yang peresmiannya dilakukan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Dr H Haedar Nashir MSi.
Baca: MPM PP Muhammadiyah Launching Toko Online Kedaimu.com
Dalam upaya menggerakkan gerakan ekonomi ini. MEK berusaha mengumpulkan potensi ekonomi Muhammadiyah. Beberapa kali MEK berusaha mengumpulkan saudagar Muhammadiyah untuk dapat saling bekerjasama membangung jaringan.
Bahkan dalam Rakernas MEK yang akan berlangsung di Yogyakarta Mei nanti, Majelis ini sekali lagi akan mengumpulkan saudagar Muhammadiyah. Tak kurang, 500 pelaku ekonomi yang tergabung dalam Jaringan Saudagar Muhammadiyah (JSM) akan menggelar pertemuan di Yogyakarta dalam acara tersebut.
Baca: Perkuat Basis Ekonomi, 500 Saudagar Muhammadiyah akan Bertemu di Jogja
Pertemuan seperti ini, tentu memerlukan filosofi. Agar gerakan ini tidak melenceng dari cita-cita luhur Kyai Dahlan saat mendirikan Persyarikatan Muhammadiyah. Jika belum ada dasar Al Qur’an bisa segera dicari. Tetapi jika sudah ada, segera sosialisasikan. Kyai berusaha tidak memisahkan urusan duniawi dengan urusan ukrowi. (***)