PP Muhammadiyah Belum Terima Aduan Resmi dari Keluarga Terdakwa JIS

PP Muhammadiyah Belum Terima Aduan Resmi dari Keluarga Terdakwa JIS

JAKARTA- Ketua Umum Pimpinan Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simantunjak mengatakan pihaknya belum menerima permohonan resmi.  Hal ini terkait permintaan keluarga pekerja kebersihan untuk mengungkap adanya rekayasa dalam kasus kekerasan seksual di Jakarta International School (JIS) sebagaimana telah mengungkap kasus Siyono.

Selama ini Pemuda Muhammadiyah ikut secara aktif pembelaan Siyono di lapangan. “Belum ada aduan,” ungkap Ketua Umum PP Pemuda ketika dikonfirmasi oleh suaramuhammadiyah.com menanggapi sejumlah berita yang beredar.

Sejumlah pemberitaan  menyebutkan bahwa keluarga pekerja kebersihan PT. ISS  meminta supaya Muhammadiyah ikut  mengungkap adanya rekayasa dalam kasus kekerasan seksual di Jakarta International School (JIS) yang menjadikan pekerja kebersihan dihukum 8 tahun penjara.
Pasalnya, kasus ini  mirip dengan kasus kematian Siyono yang sebelumnya telah diungkap bersama Muhammadiyah. Hingga kini kematian salah satu pekerja kebersihan Azwar, masih menuai misteri dan banyak keganjilan. Azwar tewas saat penyidikan di Polda Metro Jaya. Polisi dalam keterangannya menyatakan bahwa Azwar tewas akibat minum cairan pembersih kamar mandi. Sementara wajah Azwar penuh luka lebam dan bibir pecah.

Ali Subrata, orangtua Zainal Abidin mengaku bahwa pengungkapan kasus Siyono memberikan harapan akan adanya keadilan terhadap para terpidana kasus JIS. Karena, sejak kasus ini muncul pada April 2014, tidak ada satupun bukti yang bisa menunjukkan bahwa pekerja kebersihan telah melakukan tindak pidana yang dituduhkan.

Menurutnya, kasus JIS ini adalah bukti bahwa orang-orang kecil selalu dikorbankan untuk kepentingan uang dan orang kaya. “Saya percaya bahwa rangkaian kejanggalan dalam penerapan hukum serta kematian Azwar yang tidak wajar adalah kunci utama untuk mengungkap ketidakadilan dalam kasus ini. Kasus JIS ini adalah bukti bahwa orang-orang kecil selalu dikorbankan untuk kepentingan uang dan orang kaya,” tegas Ali Subrata.

Keterangan lainnya diungkapkan oleh Narti, istri salah satu terdakwa bernama Agun. Narti menyatakan sampai hari ini keluarga tetap yakin bahwa kasus JIS adalah rekayasa untuk kepentingan uang. Apalagi selama suaminya menjalani persidangan, tidak ada bukti medis yang membuktikan anak yang jadi korban mengalami sodomi. “Bukti-bukti yang ditunjukkan di persidangan dari semua rumah sakit tidak bilang anak itu korban sodomi,” katanya.

Keluarga petugas kebersihan PT. ISS yang terseret dalam kasus dugaan kekerasan seksual murid TK JIS, berharap Pengurus Pusat Muhammadiyah mengungkap kejanggalan kasus ini. “Kami mohon Muhammadiyah tidak hanya mengungkap kasus Siyono, kasus JIS ini juga sangat mengerikan bagi kami,” ujar Narti, istri Agun.

Dahnil pun menaggapi jika nantinya ada aduan resmi, pihaknya akan mengkaji terlebih dahulu sebelum mengambil tindakan terkait kasus ini. “Tentu akan kami pelajari terlebih dahulu,” tandasnya. (Th/Rb)

Exit mobile version