suaramuhammadiyah.com– Pernyataan Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang tatkala menjadi narasumber “Harga Sebuah Perkara” di stasiun TV One pada Kamis 5 Mei 2016 gemanya cukup kuat Pernyataan ini berujung pada pelaporan Saut oleh PB HMI ke Bareskrim Polri Senin 9 Mei 2017l
Baca: Akhirnya PB HMI Laporkan Saut ke Bareskrim
“Mereka (KAHMI/HMI) orang-orang cerdas ketika mahasiswa, kalau HMI minimal LK (Latihan Kaderisasi) 1. Tapi ketika menjadi pejabat mereka korup dan sangat jahat,” Demikian kata Saut dalam acara tersebut. Tentu ini melukai alumni HMI yang tergabung dalam Korp Alumni HMI (KAHMI) dan HMI sendiri.
Baca: Maneger Nasution: Pernyataan Saut Situmorang Dapat Menggerus Modal Sosial KPK
suaramuhammadiyah.com sempat mencatat beberapa pernyataan tokoh, baik dalam media sosial (medsos) maupun dalam berbagai kesempatan. Antara lain pernyataan Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Prof Mahfud MD dan Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Din Syamsudin serta beberapa pernyataan lainnya.. (le)
Pernyataan tersebut dapat dilihat dalam halaman-halaman berikut:
Keputusan Rakornas KAHMI ke-3 di Purwakarta:
Disamping itu, forum Rakornas se-Indonesia juga mencermati perkembangan terkini terkait Pernyataan Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang tatkala menjadi narasumber “Harga Sebuah Perkara” di stasiun TV One pada Kamis 5 Mei 2016.
Terkait dengan pernyataan Saut Situmorang tersebut, Forum Rakornas KAHMI menyampaikan pernyataan sebagai berikut:
- Penyebutan HMI dalam konteks pembicaraan Saut Situmorang telah merugikan nama baik HMI lantaran melakukan generalisasi bahwa kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang sudah mengikuti Latihan Kader (LK I) melakukan korupsi.
- Pernyataan tersebut sangat tendensius dan merupakan pembunuhan karakter serta mendeskreditkan HMI.
- Pernyataan tersebut sangat tidak pantas dilakukan oleh pejabat publik selaku aparat penegak hukum.
- Oleh karenanya, forum Rakornas KAHMI menuntut sebagai berikut: 1). Saut Situmorang harus minta maaf kepada HMI melalui media massa cetak dan elektronika nasional selama 5 hari berturut-turut, 2). Saut Situmorang mundur dari jabatan pimpinan KPK, 3). KAHMI akan menempuh upaya: melaporkan ke Majelis Kode Etik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan menempuh upaya hukum serta melaporkan ke Mabes POLRI
<–Baca Sebelumnya Baca Selanjutnya –>
Twitan Prof Dr Mahfud MD (Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi yang juga alumni HMI) menyesalkan pernyataan Saut:
Saya sedang Umrah Selasa yang lalu. Saya tidak mendengar sendiri pernyataan Saut Situmorang tentang HMI. Tapi merasakan kegaduhan dari medsos.
Menurut Saya pernyataan Saut memang ceroboh memberi contoh. Mengapa yang dicontohkan hanya HMI? Bukankah organisasi mahasiswa lain sama juga keadaannya?
Mengapa Saut hanya mencontohkan alumnus HMI yang terlibat korupsi. Bukankah dari HMI lahir juga pejuang-pejuang antikorupsi yang jauh lebih banyak?
Ingat, UU Pemberantasan Korupsi, UU-KPK dimotori secara aktif oleh alumnus-alumnus HMI. Lihat juga PPATK itu, siapa yang dulu memotori?
Obyektifnya seharusnya disebut juga alumnus-alumnus organisasi-organisasi mahasiswa lain yang sama-sama punya alumnus koruptor tapi punya banyak pejuang antikorupsi.
KAHMI tak pernah membela alumnus yang terlibat korupsi, tapi malah mendorong penegak hukum yang alumnis KAHMI untuk menghukum koruptor.
Koruptor sebagai kanker ganas itu ada di mana-mana termasuk di parpol-parpol. Anda tanya kepada saya, maka saya hafal nama-nama para koruptor yang dari parpol.
KAHMI tidak menolak fakta, ada warganya yang terkena virus korupsi. Tapi KAHMI juga bersyukur dirinya punya pejuang-pejuang antikorupsi yang tangguh.
<—Baca Sebelumnya Baca Selanjutnya—>
Twitan Prof Dr Mahfud MD (Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi yang juga alumni HMI) mendukung langkah Majelis Nasional (MN) KAHMI dan PB HMI:
Saya sedang Umrah, tak bisa ikut langsung mengurus ini. Tapi saya setuju langkah Majelis Nasional-KAHMI dan PB-HMI untuk menempuh langkah hukum
Saya tak habis pikir Saut bisa berbicara seperti itu, saya pribadi kenal dia sebaga orang yang cukup baik. Mungkin dia keseleo lidah saja.
Sampai 2013 sudah lebih 12 kali KPK mau dilibas melalui judicial review di MK. Tapi alumnus HMI di MK memimpin untuk menyelamatkan KPK
<–Baca Sebelumnya Baca Selanjutnya–>
Pernyataan Mantan ketua umum PP Muhammadiyah, Prof Dr Din Syamsuddin yang juga mantan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah:
Saya kira mengabaikan kode etik KPK itu sendiri. Seyogyanya sebagai pejabat publik, Saut tidak mengeluarkan pernyataan seperti itu. Apalagi secara publik luas di media massa yang menyinggung organisasi atau kelompok.
Kata-kata Saut yang mengaitkan pelaku kejahatan khususnya korupsi dengan organisasi apalagi keagamaan adalah berbahaya.Generalisasi tentang kejahatan adalah kejahatan itu sendiri.
Terlebih jika organisasi atau kelompok itu bersifat keagamaan seperti HMI. Maka pernyataan Saut Situmorang bisa dianggap memasuki wilayah SARA yang sensitif.
Selain itu, pernyataan Saut juga tidak etis dan bersifat tak adil. Sebab ia tidak menyebut koruptor dari organisasi/ kelompok-kelompok lain yang justeru banyak, baik kuantitatif maupun kualitatif.
Perilaku tidak etis dan tidak adil ini tentu akan dicatat masyarakat. Karenanya wajar jika para alumni HMI dan semua pihak yang ingin menjaga kerukunan nasional memprotesnya.
Tidak ada jalan lain dari kekeliruan tersebut, kecuali Saut meminta maaf secara luas kepada HMI dan KAHMI. Jika tidak, maka biarlah hukum dan keadilan yang berbicara.
<–Baca Sebelumnya Baca Selanjutnya–>
Ma’mun Murod Al Barbasy bekerja di Universitas Muhammadiyah Jakarta dan mantan Sekretaris Perhimpunan Pergerakan Indonesia:
“Mereka (KAHMI/HMI) orang-orang cerdas ketika mahasiswa, kalau HMI minimal LK (Latihan Kaderisasi) 1. Tapi ketika menjadi pejabat mereka korup dan sangat jahat,” Inilah pernyataan “orang mabok” yang sangat tendensius.
Menyebut HMI itu sama halnya menyebut Islam. Kalau menuduh HMI korup dan sangat jahat, kira-kira lebih jahat mana dengan koruptor-koruptor besar negeri ini yang mengemplang uang negara lewat kebijakan BLBI dan kejahatan-kejahatan ekonomi lainnya.
Bahaya sekali pernyataan Saut. Rupanya Saut ini turunan Hitler, sehingga wajar kalau mengidap penyakit fasis. Sangat disayangkan, penyakit fasis itu dialamatkan ke HMI (Islam). Kenapa Saut tidak menuduh korup pada koruptor-koruptor China kelas wahid di Indonesia?
<–Baca Sebelumnya Baca Selanjutnya–>
Abdul Kholik (Mantan Ketua Cabang HMI Solo, Staf Ahli DPR RI Fraksi Gerinda)
“Kalau di HMI ini dia minimal ikut LK I, lulus dulu. Anak-anak itu pintar. Tapi begitu menjadi pejabat, mereka korup dan jahat”, kata Saut di TV One, Kamis (5/5) malam.
Kalau HMI tidak bisa membuat Saut Situmorang DIPECAT dari KPK, sebaiknya HMI pake sarung saja.. sunat lagi sono…
Berjuang itu jangan tanggung…