BALI-Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) menyatakan keseriusan untuk menatap Pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada 2017 mendatang. Dalam waktu dekat, PDI-P akan menggelar komunikasi intensif dengan NU dan Muhammadiyah. Hal itu dikatakan Sekretaris Jenderal DPP PDI-P, Hasto Kristiyanto seusai membuka Rapat Kerja DPD PDIP se-Nusa Tenggara Barat di Mataram, Selasa (10/5).
Hasto Kristiyanto mengungkapkan bahwa PDI-P akan melakukan komunikasi dan dialog dengan berbagai pihak, termasuk Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah untuk menjaring calon gubernur DKI Jakarta. Partai abangan itu menganggap dua organisasi Islam terbesar itu sama besar perannya dengan PDIP dalam membentuk karakter bangsa. “Dialog-dialog secara instens terus kami lakukan, termasuk dengan NU dan Muhammadiyah. Karena kita tahu mereka merupakan organisasi yang berkeringat membentuk negeri ini bersama PDIP,” ujar Hasto.
Pihaknya terbuka menerima masukan dari siapapun. Baik itu dari partai politik (parpol) maupun organisasi lain, seperti NU dan Muhammadiyah. Hal ini dilakukan untuk mencari pemimpin atau kepala daerah yang bagus dan berkualitas. “Kami sangat menerima masukan dari organisasi keagamaan terbesar itu. Untuk itu, PDIP menggunakan sistem jemput bola,” ungkapnya.
Menurutnya, siapapun tokoh negarawan yang memenuhi syarat berhak untuk menjadi calon gubernur DKI Jakarta. PDI-P sendiri akan mengusulkan siapa saja yang layak dan disetujui oleh ketua umum PDI-P. “Ibukota sebagai kebangaan kita. Tentu saja PDIP akan membuka diri terhadap hadirnya pemimpin terbaik utuk membangun DKI. Tentu saja setiap pemimpin yang memiliki karakter karena keberpihakan kepada ‘wong cilik’,” ujarnya. (Ribas)