MAGELANG. suaramuhammadiyah.com—Membangun mindset berkemajuan masih setia menjadi jalan lurus Muhammadiyah bahkan sampai pada organisasi otonom (ortom). Tidak berbeda dengan IMM Magelang yang beberapa hari yang lalu telah melaksanakan Darul Arqom Madya (DAM) Se-Jawa Tengah di Universitas Muhammadiyah Magelang. Acara tersebut mengangkat sebuah tema besar “Membangun Kesadaran Keilmuan dalam Ikatan Menuju Masyarakat Ilmu yang Berkemajuan”. Deretan panjang tema tersebut tentunya bukan sebuah kata yang tanpa makna. Namun dalam hal itu, IMM Magelang ingin mengejawantahkan kembali peran mahasiswa yang mempunyai peran intelektual.
Hal tersebut senada dengan sambutan Ketua PC IMM Magelang dalam pembukaan DAM. “Hari ini mahasiswa telah terjebak dalam kubangan pragmatisme. Idealisme mahasiswa seakan menjadi kertas usang yang tak tersentuh oleh jamahan tangan mahasiswa. Dunia instan kini menjadi misi utama. Bahkan proses pemahaman keilmuan seakan menjadi barang langka. Wacana keilmuan yang harusnya menjadi dewa para mahasiswa seakan sudah rapuh dan tak tersisa. Ini menjadi keprihatinan IMM sebagai gerakan keilmuan yang sudah seharusnya meluruskan kiblat mahasiswa yaitu sebagai agen perubahan. Jika keilmuan sudah tak lagi menjadi suguhan yang istimewa, maka proses kelahiran mahasiswa adalah suguhan yang sia-sia,” ujar Said Yunus.
Bahkan Drs Yatino selaku sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Magelang yang membuka acara tersebut menegaskan bahwa nalar kritis merupakan ruh gerakan mahasiswa. “Dunia kritis mahasiswa merupakan ruh sebuah perubahan. Jika sikap kritis mahasiswa sudah luntur, maka siapa lagi yang akan mengingatkan para elit yang duduk di kursi nyaman pemerintahan. Jangan sampai peran mahasiswa yang membawa perubahan itu teramputasi dengan sendirinya karena virus hedonisme. IMM sebagai gerakan mahasiswa harusnya mampu sebagai lokomtif penggerak bangkitnya ruh mahasiswa dalam konteks perubahan. Mahasiswa jangan hanya fokus pada IPK saja namun semangat perubahan harusnya menjadi rel gerbng semangat menuju sebuah perubahan,” ujarnya.
DAM yang diikuti oleh IMM Se-Jawa Tengah tersebut harapannya mampu melahirkan kader IMM yang militans dan tak kenal lelah dalam berjuang. IMM sebagai tangan panjang Muhammadiyah, sudah selayaknya jika ia mampu menjadi anak kandung Muhammadiyah yang membawa harum orang tuanya. Selalu bersinergi membawa tujuan Muhammadiyah melalui dakwahnya masing-masing sesuai bidang garapnya. (Fury Fariansyah)