YOGYAKARTA. suaramuhammadiyah.com— Perseteruan antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) beberapa hari terakhir telah menyita perhatian publik. Banyak komentar dan reaksi yang beragam dari berbagai kalangan. Belakangan, para aktivis HMI melakukan aksi demonstrasi di depan gedung KPK untuk meminta Saut Situmorang mundur sebagai pimpinan KPK.
Menanggapi hal itu, wakil ketua KPK Laode Muhammad Syarif, ketika ditanya suaramuhammadiyah.com seusai mengisi Seminar Nasional Anti Korupsi di Gedung Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Rabu (11/5/2016), menyatakan bahwa pernyataan Saut Situmorang sama sekali tidak bermaksud menyinggung lembaga manapun. “Waktu itu kan tidak bermaksud menyinggung HMI. Kami dari awal tidak bermaksud. Itu hanya disalahpahami,” ujarnya.
Laode sebagai salah satu alumni HMI mengatakan bahwa HMI tidak mungkin mengajarkan kejahatan dan nilai-nilai korupsi. Atas kesalahpahaman itu, pihak KPK dan Saut Situmorang sudah meminta maaf di depan publik. “Saut juga sudah meminta maaf. Mudah-mudahan (HMI) bisa memahami,” ungkap Laode.
Saat dimintai komentar terkait tuntutan apakah Saut Situmorang harus mundur dari jabatan pimpinan KPK atau tidak, Laode hanya menjawab bahwa KPK tidak perlu mengambil sikap sejauh itu. “Itu sih (mundur) tidak perlu. Kita akan mengadakan pertemuan dengan Muhammadiyah, HMI, KAHMI, supaya bisa membicarakan lebih hati-hati. Kami sudah mencari waktu untuk bertemu KAHMI,” tegasnya.
Sebelumnya, pada Senin (9/5/2016) Saut Situmorang secara resmi meminta maaf kepada HMI atas pernyataannya pada sebuah talk show di stasiun TV swasta. “Saya selaku pribadi tidak bermaksud menyinggung HMI atau lembaga lain sehingga menimbulkan kesalahpahaman ataupun kesalahan persepsi, untuk itu saya mohon maaf atas pernyataan saya tersebut sekali lagi saya mohon maaf,” ujar Saut saat melakukan konferensi pers di Gedung KPK.
Saut Situmorang mengaku apa yang dilontarkannya murni di luar alam sadarnya. Dia juga mengaku kaget akibat dari pernyataannya itu mengundang banyak protes dari HMI maupun berbagai lembaga atau aktivis mahasiswa lainnya. “Dengan berkembangnya pemberitaan dan reaksi publik atas pernyataan saya maka saya perlu memberikan klarifikasi. Kami percaya HMI sebagai salah satu penggerak aktivis mahasiswa di Indonesia bisa menjadi mitra KPK dalam upaya pemberantasan korupsi,” tuturnya.
Pernyataan Saut yang dianggap menyudutkan dan mencederai HMI adalah jika lulus tahap pembinaan LK-1 di HMI, maka kader itu akan menjadi koruptor. Sontak saja pernyataan ini menyulut ketersinggungan HMI, bahkan organisasi mahasiswa di masa orde baru itu juga berencana untuk melaporkan Saut Situmorang ke polisi.
Buntut dari pernyataan Saut juga merambah ke dunia maya. Kecaman terhadap Saut membanjiri media sosial Twitter dengan tagar #SautPelindungKoruptor dan menjadi trending topic di dunia maya hingga Sabtu pagi 7 Mei 2016. (Ribas)