PADANG. suaramuhammadiyah.com — Fenomena LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender-red), sudah dirasakan kemunculannya yang massif, terstruktur, dan sistemik. Bahkan dukungan terhadap LGBT datang berbagai kelompok organisasi di Indonesia dan juga PBB.
Untuk itu perlu ada upaya yang massif, terstruktur, dan sistemik pula untuk menangkal faham LGBT. Hal tersebut dilakukan secara komprehensif dengan seluruh stakeholder khususnya di ranah minang.
Demikian disampaikan Direktur Bimbingan Masyarakat Polda Sumbar yang diwakili AKPB Kalsum usai sosialisasi bahaya LGBT kepada ratusan da’i Muhammadiyah di Gedung Dakwah Muhammadiyah Sumbar, Rabu (11/5).
Sosialisasi bahaya LGBT yang terselenggara berkat kerjasama Polda dan Muhammadiyah Sumbar ini dihadiri 100 da’i Muhammadiyah dan angkatan muda Muhammadiyah Sumbar.
Dit Binmas Polda Sumbar yang diwakili AKPB Kalsum mengatakan Polda Sumbar menggalang sinergi dengan Muhammadiyah karena Muhamamdiyah adalah gudangnya para da’i. Polda Sumbar dan kamtibmas melakukan penyuluhan dengan pendekatan hukum sedangkan dai sebagai ujung tombak menyampaikan program Polda Sumbar kepada umat melalui metode dakwah. “Ini sinergi yang sangat baik dengan menanamkan kesadaran hukum dari polda. Sedangkan ruhaninya dengan pendekatan persuasif dari para da’i yang berdakwah dari majelis ke majelis dan masjid ke masjid,” ujarnya.
Ini merupakan kali pertama terlaksananya kerjasama dengan Muhammadiyah dengan mengangkat issue LGBT. “Saya berharap Dai Muhammadiyah ini bisa menyebarluaskan informasi LGBT kepada masyarakat luas. Harapannya LGBT bisa diminilisir dengan menggunakan pendekatan persuasif dan bukan represif,” tegasnya.
Selain itu, dia juga mendukung adanya forum sahabat LGBT sebagai wadah pembinaan LGBT agar kembali ke Al-Qur’an dan sunnah. Forum ini kemudian yang akan dibina oleh para dai dan pihak polda Sumbar, psikolog dan penyelamat LGBT. “Kita akan coba membicarakan ini lebih jauh lagi, sehingga hasilnya bisa optimal nantinya,” imbuhnya.
Wakil Ketua PW Muhammadiyah Sumbar, Drs Solsafad Rustam mengatakan “LGBT bukan faktor keturunan maupun Hak Azasi manusia, melainkan suatu penyakit dan bisa disembuhkan,” pungkasnya.
Ia pun menambahkan bahwa acara ini dimanfaatkan Muhammadiyah Sumbar untuk mengembalikan para pelaku LGBT kembali kepada fitrahnya. Muhammadiyah Sumbar juga sedang menggagas pembentukan sebuah komunitas yang menghimpun anggota non-heteroseksual (terjerat kasus LGBT-red) yang ingin hijrah kembali ke fitrahnya.
Ketua Majelis Tabligh PW Muhammadiyah Sumbar, Abdul Salam mengajak para da’i Muhammadiyah dan polda Sumbar agar menggagas dibentuknya garda mubligh sahabat LGBT yang mengedepankan tindakan persuasive.
“Alquran merupakan obat yang manjur mengatasi LGBT. Obat itu satu-satunya dan tidak bisa diobati dengan yang lain. Pada intinya kita menolak adanya LGBT di Ranah Minang, kita juga mendesak pemerintah agar membuat perda tentang LGBT dan mengdepankan cara-cara persuasif dalam peneyelesaian masalah LGBt dan perilaku menyimpang lainnya,” tegasnya. (RI)