LAMONGAN. suaramuhammadiyah.com– Pondok Pesantren Muhammadiyah Babat Lamongan langsungkan Haflah Akhir Sanah Tahun Pelajaran 2015-2016 bersama Alumni pada Ahad, (1/5). Sejumlah 31 santri yang dinyatakan lulus dari Pesantren dan pendidikan formalnya tingkat SMA/MA/SMK, mengucapkan ikrar alumni, yang dipandu oleh Ust Helman Sueb.
Seremonial acara diisi oleh sambutan dari Mudir Pesantren, KH Muhaimin dan dilanjutkan oleh Ketua PCM Babat, KH. Abdul Ghoffar. Kedua tokoh ini menekankan bahwa keberadaan Pesantren, yang diresmikan oleh KH. AR. Fachruddin (Ketua PP Muhammadiyah) pada 1 Shafar 1403 H/18 November 1982 M ini sangat penting di lingkungan Kota Babat sebagai bagian dari amal usaha Muhammadiyah Cabang Babat.
Haflah yang bertemakan The Memory of Alumni in Succes ini tidak mendatangkan tokoh-tokoh Islam yang berkompeten di bidangnya untuk memberikan tausiyah. Justru tausiyah disampaikan oleh empat alumni Pesantren. Hal ini dimaksudkan agar mampu memberi motivasi bagi santri yang sudah menempuh pendidikan Keislaman di Pesantren yang dirintis, dibesarkan dan diasuh oleh KH Muchlis Sulaiman (almarhum). Keempat alumni lintas generasi ini mewakili latar belakang pendidikan di perguruan tinggi dan medan dakwahnya. Sehingga ada nuansa baru bagi santri yang lulus, santri yang masih menyelesaikan pendidikannya dan juga para wali santri yang ikut menyaksikannya.
Keempat alumni tersebut adalah Muhammad Nur Fatoni yang mengungkapkan bahwa kesulitan yang dihadapinya memacu semangatnya untuk terus menerus belajar dan menempa mental perjuangan. Sehingga mondok di pesantren itu menjadi perlu bagi orang tua dan anaknya agar terdidik dengan jiwa kemandirian dan tradisi keilmuan. Maka dari itu, alumni yang kini aktif di Lembaga Informasi dan Pustaka PWM Jawa Timur dipondokkan mengikuti jejak ayahandanya. Salah seorang puteranya kini dengan beasiswa sedang menempuh pendidikan di Jurusan Teknik Sipil Univertas Kyoto Jepang.
Kedua, Hadi Suprapto. Sebagai alumnus tahun 1993, ia merasa bangga menjadi bagian dari pesantren, karena keunggulan yang diperoloeh khususnya di Pesantren Muhammadiyah Babat ini. Sebagai bukti kongkritnya adalah dirinya yang ditunjuk menjadi Sekretaris LPPOM MUI Provinsi Kalimantan Timur 2011-2014. Dosen Universitas Mulawarman Samarinda ini saat sekarang sedang menyelesaikan Program Doktoral di Universitas Brawijaya Malang.
Ketiga, Diyana Mufidati. Perwakilan alumni putri ini menamatkan pendidikan pada tahun 1989. Ia pun menguraikan nilai pentingnya hidup di pesantren, yaitu miniatur kehidupan di masyarakat. Maka, lulusan Pesantren Muhammadiyah akan mampu berbaur dan bersosialisasi dengan baik dalam kehidupan bermasyarakat. Kini, perempuan yang pernah menjadi Kepala Humas dan Binroh Rumah Sakit Muhammadiyah Babat selama 10 tahun, berkhidmat menjadi Wakil Ketua PDA Lamongan 2015-2020.
Keempat, Maslahul Falah. Alumnus pesantren tahun 1993 ini mengemukakan dua keunggulan Pesantren Muhammadiyah Babat yang ditransmisikan secara langsung oleh pendiri dan pemangku Pesantren KH. Muchlis Sulaiman (almarhum) dan ditradisikan oleh para ustadz. Keduanya itu adalah ilmu I’rab al-Qur`an dan pembentukan mental berjihad di jalan Allah. Dengan kedua keunggulan tersebut, alumni pesantren mampu memahami al-Quran dan mendakwahkannya secara baik dan benar. Penulis buku Islam ala Soekarno ini sekarang ini mengemban amanah sebagai Sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid PCM Laren 2010-2015.
Motivasi keempat alumni tersebut mendapat sambutan positif dari santri dan wali santri yang hadir. Momentum Haflah ini pula sekaligus untuk mensosialisasikan kegiatan Reuni Nasional Alumni Pondok Pesantren Muhammadiyah Babat yang dihelat akan pada 9 Juli 2016. (Maslahul Falah, alumni Ponpes Muhammadiyah babat).