Direktur Mu’aliimin: Jujur dan Ikhlas Hati Ciri Orang Muhammadiyah

Direktur Mu’aliimin: Jujur dan Ikhlas Hati Ciri Orang Muhammadiyah

MAGELANG. suaramuhammadiyah.com Persyarikatan  Muhammadiyah yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada tahun 1912 merupakan ormas islam yang mengedepankan keihlasan dalam melaksanakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar. Dengan SDM yang terbatas namun bisa mendirikan amal usaha di berbagai bidang di tengah masyarakat menjadi salah satu bukti bahwa semua usaha yang dilakukan dilandasi oleh kejujuran dan keihlasan, dan tidak berlebihan bila disebut Jujur dan ikhlas di hati merupakan ciri orang-orang  Muhammadiyah. Demikian disampaikan Direktur Mualimin Yogyakarta Drs H Ikhwan Ahada, MA pada Tabligh Akbar di Halaman Masjid Al Muhajirin Prajenan Mertoyudan Kabupaten Magelang pada Sabtu (7/5).

Ikhwan Ahada menggantikan Ketua PP Muhammadiyah Drs HA Dahlan Rais yang berhalangan hadir dalam Tabligh Akbar yang diselenggarakan Pimpinan Ranting Muhammadiyah Mertoyudan tersebut. Lebih lanjut ia mencontohkan pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan ketika merintis berdirinya amal usaha pendidikan yang berbasis pembinaan agama islam pada waktu itu, karena kesulitan keuangan hingga para pengajar beberapa bulan tidak digaji. KH A Dahlan kemudian melakukan pelelangan semua perabot miliknya dan hasil pelelangan tersebut digunakan untuk membayar gaji para pengajar. Namun ketika semua barang terjual semua dan uang sudah diterima akan tetapi tidak ada satupun barang yang dibawa oleh para pembeli yang merupakan para jamaah. “Inilah salah satu contoh keihlasan sudah benar-benar tertanam didalam jiwa para kader dan jamaahnya sehingga sekolah madrasah tersebut bisa bertahan hingga sekarang ini dengan nama madrasah Mualimin Yogyakarta,” ungkap Ikhwan.

Sementara itu Ketua PDM Drs H Jumari meminta para hadirin dan masyarakat Mertoyudan untuk ikut mendukung pelaksanaan pembangunan Gedung TPQ Al Muhajirin karena tanpa dukungan masyarakat Mertoyudan dan sekitarnya maka pembangunan Gedung TPQ tidak bisa segera diselesaikan. Ini sangat penting karena salah satu amal yang tidak akan terputus hingga kita meninggal adalah doa anak soleh. “Bagaimana kita akan didoakan oleh anak kita jika pendidikan agama mereka dari kecil tidak kita perhatikan?” tuturnya. Sejalan dengan ungkapan Ketua PDM tersebut, camat Mertoyudan Wisnu Wardana yang  hadir mengucapkan terima kasih dengan adanya sarana pendidkkan Qur’an ini menjadi tanggung jawab  kita masyarakat mertoyudan untuk ikut mensuport pembanguan Gedung TPQ. Ada lima hal yang harus ada agar pembangunan terealisir yakni ada yang memikirkan, barang/bahan bangunan, uang, tenaga sumber daya serta adanya rasa memiliki atau tanggung jawab.

Pimpinan Ranting Muhammadiyah Mertoyudan B Widodo seraya mengutip pesan Allah dalam Al-Baqoroh ayat 254 yang mengingatkan bahwa berinfaq atas sebagian rizki dari Allah merupakan salah satu konsekuensi orang beriman yang harus segera ditunaikan sebelum datangnya suatu hari dimana harta benda tidak berguna lagi demikian pula persahabatan yang baik tidak ditemukan lagi. Panitia pun siap menerima infaq dan amal jariyah dari para donatur baik secara langsung maupun transfer ke rekening panitia pembangunan.

Masjid Al Muhajirin dan Gedung TPQ dibangun diatas tanah Wakaf dari keluarga Bapak dan Ibu Subagyo Prajenan pada Tahun 2008 seluas 150 M2. Biaya pembangunan Gedung TPQ berlantai 2 ini dianggarkan dengan anggaran sebesar 271 Juta Rupiah dan hingga saat ini progress  pembangunannya baru mencapai 35 %, Panitia pembangunan telah membuka rekening donatur di Bank BRI atas nama Rekening TPA Al-Muhajirin Nomor Rekening: 3664-01-000566-52-6 (B Widodo)

Exit mobile version