Kronologi “Teror” Garut

Perpecahan

Foto Ilustrasi

GARUT, suaramuhammadiyah.com,- Saat ini kabar kasus teror yang menimpa Ustad Aban Sobandi, semakin liar berkembang. Apalagi kasus teror yang menimpa masjid dan rumah tokoh Muhammadiyah Garut itu momentumnya berdekatan dengan maraknya kabar kebangkitan PKI yang menyeruak di berbagai daerah.

Baca; Untuk Kebaikan Negeri ini, Polisi Harus Segera Menjelaskan dan Menyelesaikan “Teror” Garut

Untuk memperjelas terjadinya kasus ini, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Garut dan Kementerian Agama (Kemenag) Kabupatem Garut membuat Tim.  Tim dari PDM Garut  terdiri M. Yusup Sapari, S.Pd., M.M.Pd (Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Garut), Drs. H. Hapid Ismail, M.Pd (Anggota Pimpinan Daerah Muhammadiyah Garut)

Asep Burhanuddin, S.Ag., M.M., M.H (Anggota Pimpinan Daerah Muhammadiyah Garut), Drs. Agus Suhendar, M.M.Pd (Ketua Pimda105 Tapak Suci Putera Muhammadiyah Garut ) dan SukarwanWidodo (Wakil Ketua Kwarda HW Kab. Garut /Kepala Sekretariat Pimpinan Daerah Muhammadiyah Garut ). Sedamglan Tim dari Kemenag Kab.Garut terdiri  Ahmad  (Humas  Kemenag Garut) dan Jaja (Penyuluh Agama KUA Kec. Sukawening).

Sebagai sumber utama kejadian ini adalah Amak Sokmana  (Anggota Pimpinan Cabang Muhammadiyah Sukawening). Amak juga merukan korban dalam terror ini, selain KH Aban Sobandi. Kasus terror ini dapat dikategirikan dalam tiga kejadian; pertama pelemparan dapur KH Aban Sobandi, Kasus Penyayatan Sandal dan Kasus penyobekan sampul Al Qur’an.

Secara lengkap kronologis kejadian dapat dilihat dalam laman-laman berikut:

Baca Selanjutnya >>>

Kronologis  Pelemparan Dapur KH Aban Sobandi:

 

Berawal  Selasa Subuh (8Maret 2016) di jendela belakang rumah KH Aban Sobandi. Selesai sholat subuh, setelah jama’ah keluar terdengar suara benda jatuh (goprek) yang disangka orang sedang mencuci wadah. Tetapi ternyata pada pagi harinya ditemukan oleh Saudara Perempuan (Teteh)  KH Aban Sobandi pecahan kaca jendela dapur yang berserakan dan batu yang cukup besar tapi tidak seluruh kaca pecah hanya sebelah saja. Kemudian oleh KH. Aban Sobandi pecahan kaca dimanfaatkan lagi dengan menempelkan lakban dan yang pecah dipasang kayu.

Pada  Selasa ( 22 Maret 2016),  2 minggu kemudian kejadian terulang kembali. Sesuai prediksi Amak si pelaku melepas lakban, kaca dimasukkan kerumah dan batu dilempar kedalam dapur rumah.

<<< Baca Sebelumnya         Baca Selanjutnya >>>

Kronilogis Penyayatan Sandal Jamaah Masjid:

 

Kejadian masalah sandal yang disayat terjad ikira-kira 3 minggu sebelum investigasi ini (Jum’at, 13 Mei 2016), kebetulan korban yang pertama adalah sandal milik Amak Sokmana setelah sholat subuh di masjid. Saat mau dipakai dirasakan sandal sudah dalam keadaan sobek. Kemudian Amak menghampiri anak-anak yang sedang pengajian di madrasah sambil menanyakan “Anak-anak kenapa sandal bapak sampai disobek” dan anak-anak pun juga bingung serta menjawab“ Sandal saya juga sobek…. Sandal saya juga sobek… “sampai ada 4 orang.

Kemudian Amak mengumpulkan anak-anak madrasah dan menanyakan “Kapan kejadian sandal putus?”. Ada yang menjawab kemarin siang sebelum ashar pada saat main di rumah adik Amak. Selang seminggu kemudian ditemukan sandal Istrinya Asep (Keponakan Amak) yang juga dalam kondisi putus.

<<< Baca Sebelumnya    Baca Sesudahnya >>>

 

 

 

 

 

Kronologis Penyobekan Sampul Al Qur’an:

Senin (9 Mei 2016), Amak Sokmana menyuruh anaknya yang tahun ini sudah lulus Aliyah untuk mengaji. Kemudian anaknya sholat Ashar lanjut mengaji Qur’an. Selesai sholat dan mengaji kemudian pulang kerumah. Kira-kira pukul 17.30 ke masjid lagi bermaksud untuk mengaji qur’an lagi ternyata qur’an di cari-cari sudah tidak ada. Kemudian anaknya menanyakan “ Bapak qur’annya mana?, Dijawab sama Amak “ Kan tadi dibawa“ anaknya berkata  “Iya tapi di masjid tidak ada…”.Kemudian ngaji lagi dan mengambil Spiker, tapi kondisi kabel Spiker sudah berantakan. Nah pada saat bareng dengan putusnya sandal di awal didapat kondisi kabel Spiker juga putus.

Kemudian selesai sholat subuh pada pagi harinya, Amak Sokmana menyapu halaman karena ada sampah. Selanjutnya Amak pergi ke Cibatu. Pulang dari Cibatu Amak melihat sebuah buku dalam plastik putih. Setelah diambil dan diamati ternyata buku tersebut adalah Al Qur’an kemudian Amak langsung menemui istrinya dan bilang “Ibu kenapa Al Qur’an dibuang, gegabah sekali apalagi disobek” kemudian memanggil anaknya“ Adik-adik ini Al Qur’an ada tapi kenapa sobek begini” kemudian diberikan kepada anaknya, dan setelah dibuka oleh  anaknya ditemukan secarik kertas yang dilipat dan kemudian dipegang oleh Amak, setelah kertas dibuka terdapat tulisan yang menuduh KH Aban Sobandi, Amak Sokmana, Dede  sesat dan juga ada kata penghinaan pada FPI dan Muhammadiyah.

Terus istri Amak menyusul kakaknya yang bernama Bapak Dede untuk memberitahukan tulisan dimaksud, setelah dating terus saya tidak tahu siapa yang lapor ke perangkat desa, sementara pada waktu itu KH Aban masih mengajar di Masjid.

Selasa, 10 Mei 2016 Pukul 20.00 WIB Perangkat desa mengumpulkan seluruh Dewan Kemakmuran Masjid Desa Mekarhurip, Tokoh Masyarakat, Ulama, RT/RW termasuk mengundang  KH. Aban Sobandi dan keluarganya di Kantor Desa Mekarhurip. Tetapi dalam hal ini Amak tidak tahu siapa yang memberitahukan kepada Perangkat Desa.

Al Qur’an tersebut adalah milik anaknya, dan Qur’an tersebut ditemukan pada hari selasa subuh di bawah Pohon Mangga dan ditemukan oleh  Amak. Pertemuan di Kantor Desa diadakan Selasa Malam hingga pukul 11.00 malam. Selanjutnya yang bersangkutan tidak tahua apa-apa. Qur’an yang disobek ada pada sampulnya saja. (le)

<<< Baca Sebelumnya

Exit mobile version