Majelis Tarjih sebagai Rujukan Ideologis Warga Muhammadiyah

Majelis Tarjih sebagai Rujukan Ideologis Warga Muhammadiyah

JAWA TIMUR. suaramuhammadiyah.com Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (MTT PWM) Jawa Timur mengadakan rapat kerja wilayah (Rakerwil) yang berlangsung di Ruang Sidang Senat Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Ahad (15/5/2016). Rakerwil mengangkat tema “Penguatan Ideologi Muhammadiyah dan MTT yang Responsif Menuju Jawa Timur Berkemajuan”.

Ketua MTT PWM Jatim Dr Mohammad Nurhakim MA mengatakan, dalam lingkup persyarikatan, Majelis Tarjih mempunyai kedudukan yang istimewa. Majelis ini menjadi rujukan ideologis serta memberikan bimbingan dan arahan terkait masalah-masalah keagamaan yang dihadapi umat, khususnya warga Persyarikatan Muhammadiyah.

Lebih dari itu, bagi Nurhakim, Majelis Tarjih akan menjadi garda depan dalam penguatan ideologi Muhammadiyah, sekaligus sebagai jawaban atas kekhawatiran dan kerisauan sebagian besar warga Muhammadiyah terhadap gerusan ideologi yang datang dari luar. “Saat ini kita memiliki tantangan internal dan eksternal. Tantangan eksternal yaitu implikasi ideologi global bagi Muhammadiyah, sementara tantangan internal yaitu dinamika warga Muhammadiyah dalam merespon tarik-menarik faham, aliran dan pemikiran,” ungkapnya.

Rakerwil sendiri merupakan arena konsolidasi Majelis Tarjih se-Jawa Timur, sekaligus merumuskan strategi Majelis Tarjih PWM Jatim untuk periode 2016-2020. “Majelis Tarjih se-Jawa Timur sengaja diundang agar ada kolaborasi dan koordinasi program kerja antara Majelis Tarjih PWM dengan Majelis Tarjih PDM (Pimpinan Daerah Muhammadiyah) se-Jawa Timur,” jelas Nurhakim.

Rektor UMM, Fauzan, saat pembukaan Rakerwil mengatakan, UMM siap memfasilitasi setiap pikiran positif dari para tokoh Muhammadiyah.  Fauzan menegaskan, jangan sampai pikiran-pikiran besar Muhammadiyah mandek karena katerbatasan teknis, seperti jarak dan fasilitas.

Sementara itu, ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr Syafiq Mughni MA sebagai keynote speaker mengatakan, Majelis Tarjih memiliki wewenang mengarahkan ideologi Muhammadiyah. Baginya, ideologi merupakan cita-cita, landasan bergerak, pendekatan, yang menentukan cara berpikir Muhammadiyah.

Senada, Ketua PWM Jatim yang membidangi Majelis Tarjih, Dr Syamsuddin MA, menyatakan bahwa Majelis Tarjih merupakan jiwa atau ruh persyarikatan Muhammadiyah. Syamsudin menganalogikan persyarikatan tanpan Majelis Tarjih ibarat raga tanpa jiwa. “Majelis inilah yang mengawal persyarikatan Muhammadiyah,” tegasnya.

Namun, ia mengakui, ada beberapa kendala yang perlu diatasi agar Majelis Tarjih bisa berjalan maksimal, di antaranya yaitu kaderisasi warga Muhammadiyah yang tafaqquh fi ad-din, yang benar-benar mendalami agama. Selain itu, Syamsudin juga mengevaluasi respon Majelis Tarjih yang kerap terlambat dalam menyoal masalah-masalah aktual.

Selepas keynote speech, Rakerwil dilanjutkan dengan sidang komisi yang membagi peserta menjadi empat divisi, yaitu Divisi Tarjih dan Fatwa, Divisi Hisab dan Falak, Divisi Kajian dan Publikasi, serta Divisi Kaderisasi Ulama. “Saya berharap, kegiatan ini bisa menghasilkan strategi dan program yang bermanfaat bagi persyarikatan,” kata Nurhakim. (han)

Exit mobile version