• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Sabtu, Desember 13, 2025
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Cita-Cita Internasionalisasi Gerakan Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
17 Mei, 2016
in Berita, Dinamika persyarikatan
Reading Time: 1 min read
A A
0
Cita-Cita Internasionalisasi Gerakan Muhammadiyah
Share

SLEMAN-suaramuhammadiyah.com—“Jika kita melihat gerakan Muhammadiyah di Indonesia, seringkali kita merasa berpuas diri. Mengingat banyaknya amal usaha yang kita miliki,” kata Imam Hanafi anggota Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Pusat Muhammadiyah (MPK PP Muhammadiyah). Hal tersebut diungkapkannya saat mengawali diskusi perkaderan oleh MPK PDM Sleman di SMK Muhammadiyah Mlati, Ahad, (15/5/2016).

“Padahal kalau kita melihat ke luar Indonesia, disana ada gerakan yang telah meluas ke seluruh dunia. Namanya Hizmet atau Gulen Movement dengan tokoh utamanya Fethullah Gulen,” sambung Imam Hanafi. Layaknya Muhammadiyah, Hizmet juga memiliki “amal usaha” seperti sekolah dan rumah sakit. “Bedanya, amal usaha milik Hizmet ini tidak hanya di Turki (tempat kelahiran Hizmet). Tetapi sudah tersebar ke 180 negara,” kata Imam.

Baca Juga

Internasionalisasi, FKIP UMSU Gandeng PPD Rembau Malaysia

Mengimplementasikan Program Internasionalisasi Perempuan Muda Aisyiyah

Menapaki abad kedua Muhammadiyah ini, sudah sewajarnya untuk Muhammadiyah memiliki cita-cita sebagai gerakan internasional. Hal tersebut dibuktikan dengan upaya PP Muhammadiyah yang sedang gencar membuka Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah.

“Guna menginternasionalisasikan gerakan Muhammadiyah tersebut, ada baiknya mengingat pelajaran Kyai Dahlan, di mana ada satu surat dalam al-Qur’an yang diajarkan beliau selama kurang lebih 7 bulan,” tandas Wakil Direktur Mu’allimiin Muhammadiyah Yogyakarta tersebut. Ialah surat al-‘Ashr yang bagi Kyai Dahlan diartikan memaksimalkan waktu untuk hal bermanfaat, sebagai pondasi terbentuknya sebuah peradaban. “Tak ketinggalan sikap terbuka Kyai Dahlan terhadap umat lintas agama dan golongan, untuk menyeru pada kebaikan, harus senantiasa kita teladani,” tegas Imam Hanafi. (GR)

Tags: abad kedua MuhammadiyahInternasionalisasiMajelis Pendidikan KaderPimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Internasionalisasi, FKIP UMSU Gandeng PPD Rembau Malaysia
Berita

Internasionalisasi, FKIP UMSU Gandeng PPD Rembau Malaysia

13 Juni, 2023
Mengimplementasikan Program Internasionalisasi Perempuan Muda Aisyiyah
Berita

Mengimplementasikan Program Internasionalisasi Perempuan Muda Aisyiyah

17 Januari, 2023
Ponpes Karangasem Raih Penghargaan dari Majelis Pendidikan Kader PP Muhammadiyah
Berita

Ponpes Karangasem Raih Penghargaan dari Majelis Pendidikan Kader PP Muhammadiyah

21 Oktober, 2022
Next Post
Membendung Kristenisasi Secara Konkrit

Membendung Kristenisasi Secara Konkrit

Please login to join discussion
  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In