Cita-Cita Internasionalisasi Gerakan Muhammadiyah

Cita-Cita Internasionalisasi Gerakan Muhammadiyah

SLEMAN-suaramuhammadiyah.com“Jika kita melihat gerakan Muhammadiyah di Indonesia, seringkali kita merasa berpuas diri. Mengingat banyaknya amal usaha yang kita miliki,” kata Imam Hanafi anggota Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Pusat Muhammadiyah (MPK PP Muhammadiyah). Hal tersebut diungkapkannya saat mengawali diskusi perkaderan oleh MPK PDM Sleman di SMK Muhammadiyah Mlati, Ahad, (15/5/2016).

“Padahal kalau kita melihat ke luar Indonesia, disana ada gerakan yang telah meluas ke seluruh dunia. Namanya Hizmet atau Gulen Movement dengan tokoh utamanya Fethullah Gulen,” sambung Imam Hanafi. Layaknya Muhammadiyah, Hizmet juga memiliki “amal usaha” seperti sekolah dan rumah sakit. “Bedanya, amal usaha milik Hizmet ini tidak hanya di Turki (tempat kelahiran Hizmet). Tetapi sudah tersebar ke 180 negara,” kata Imam.

Menapaki abad kedua Muhammadiyah ini, sudah sewajarnya untuk Muhammadiyah memiliki cita-cita sebagai gerakan internasional. Hal tersebut dibuktikan dengan upaya PP Muhammadiyah yang sedang gencar membuka Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah.

“Guna menginternasionalisasikan gerakan Muhammadiyah tersebut, ada baiknya mengingat pelajaran Kyai Dahlan, di mana ada satu surat dalam al-Qur’an yang diajarkan beliau selama kurang lebih 7 bulan,” tandas Wakil Direktur Mu’allimiin Muhammadiyah Yogyakarta tersebut. Ialah surat al-‘Ashr yang bagi Kyai Dahlan diartikan memaksimalkan waktu untuk hal bermanfaat, sebagai pondasi terbentuknya sebuah peradaban. “Tak ketinggalan sikap terbuka Kyai Dahlan terhadap umat lintas agama dan golongan, untuk menyeru pada kebaikan, harus senantiasa kita teladani,” tegas Imam Hanafi. (GR)

Exit mobile version