KLATEN. suaramuhammadiyah.com— Diilahirkan dari rahim Muhammadiyah pada 2 Mei 1932, Pemuda Muhammadiyah mempunyai maksud dan tujuan yang sangat mulia yaitu, “menghimpun, membina dan menggerakkan potensi pemuda Islam demi terwujudnya kader Persyarikatan, kader umat dan kader bangsa dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah”. Sebagai salah satu organisasi otonom tertua di lingkungan Muhammadiyah, Pemuda Muhammadiyah hadir sebagai pelopor, pelangsung, dan penyempurna perjuangan Muhammadiyah. Di usia 84 tahun ada pertanyaan mendasar yang terus terngiang, “Apakah Pemuda Muhammadiyah yang sekarang sudah sesuai dengan cita-cita kelahirannya?”
Hal tersebut diatas yang mendasari Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PCPM) Delanggu mengadakan kegiatan Refleksi Milad ke 84 tahun Pemuda Muhammadiyah. Kegiatan berlangsung pada hari Rabu, 4 Mei 2016 di Halaman SMU Muhammadiyah Delanggu. Ketua Pelaksana Yopi Ardianto dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini diikuti oleh anggota serta Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Delanggu, PCM Delanggu, PCA Delanggu, PCNA Delanggu, Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah se kawedanan Delanggu, dan juga Alumni.
Acara Refleksi Milad 84 tahun Pemuda Muhammadiyah dikemas dalam Panggung Seni dan Budaya bertemakan “Berbicara tentang ke-Tuhanan, bicara tentang Muhammadiyah, bicara tentang kehidupan, berbicara tentang kebudayaan, berbicara tentang langit, ombak dan apa saja dalam alam semesta”. Selain menghadirkan Pembicara Muhammad Yusron MAg dosen UMS sebagai pemateri utama, kegiatan ini juga diisi dengan tampilan musikalisasi puisi dan aksi teatrikal dari Bidang Seni Budaya PCPM Delanggu.
Drs H Wahono MPd yang hadir mewakili PCM Delanggu dalam sambutannya sangat menaruh harapan besar bahwa “Pemuda Muhammadiyah khususnya PCPM Delanggu harus terus menempa diri dan terus berkarya supaya bisa melaksanakan tugasnya sebagai pelopor, pelangsung, dan penyempurna perjuangan Muhammadiyah”.
Muhammad Yuron, yang membawakan inti refleksi menyampaikan, Pemuda Muhammadiyah sebagai kader Muhammadiyah harus tahu dan faham tentang Muhammadiyah. Paling tidak ada 4 hal yang harus difahami dalam ber-Muhammadiyah sebagaimana tertuang dalam Muqodimah AD/ART Muhammadiyah. Pertama, bertauhid. Bahwa sesungguhnya ke-Tuhanan itu adalah hak Allah semata-mata. Kedua, menjunjung tinggi hukum Allah lebih dari hukum manapun juga. Ketiga, Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah amal ma’ruf nahi mungkar dan tajdid yang bersumber pada Al-Qur’an dan As-sunah. Keempat, kader Pemuda Muhammadiyah harus bisa membumikan Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin. Dalam bermasyarakat harus memperbanyak kawan dan menyedikitkan lawan. Kehadirannya mampu membawa mamfaat buat manusia dan alam semesta.
Lebih lanjut Bang Otong demikian beliau biasa dipanggil berpesan supaya Pemuda Muhammadiyah mewaspadai dua hal yang saat ini mulai menggejala di persyarikatan, yaitu pertama, godaan berpolitik. Silahkan kalau kader Muhammadiyah mau terjun ke kancah politik namun secara pribadi, tidak boleh membawa organisasi Pemuda Muhammadiyah karena itu kan menimbulkan perpecahan diinternal organisasi. Kedua, terlalu cinta dunia. Kalau dasar bergerak kader Pemuda Muhammadiyah karena uang dan jabatan maka akan menghabiskan energi dan ghirah perjuangan akan lenyap. Namun apabila dasarnya untuk beribadah kepada Allah, maka dia akan menghadirkan energi Tuhan dalam gerak langkahnya maka akan timbul spirit dan ghiroh perjuangan yang luar biasa besarnya.
Ketua PCPM Delanggu, Buya Al Ghazali, SE MM mengatakan, “Pemuda Muhammadiyah Delanggu harus terus berupaya setiap aktifitas pergerakannya sesuai dengan maksud dan tujuan didirikannya Pemuda Muhammadiyah. PCPM Delanggu diharapkan mampu mencetak PEMUDA GAGAH, BERJIWA DAKWAH DAN BERPANJI MUHAMMADIYAH, yang mampu berbicara dan mengejawantahkan tentang ke-Tuhanan, Muhammadiyah, kehidupan, kebudayaan, langit, ombak dan apa saja dalam alam semesta, ujarnya. (Dian Iswanto)