YOGYAKARTA–suaramuhammadiyah.com. Pusat Studi Islam Universitas Islam Indonesia memiliki hajatan besar, agenda seminar nasional bertema, “Upaya Penyatuan Kalender Hijriah untuk Peradaban Islam Rahmatan Lil Alamin” pada Rabu dan Kamis (18-19 Mei 2016). Panitia pelaksana berhasil mengumpulkan para pakar dari berbagai ormas dan dari multi perspektif latar belakang keilmuan. Beberapa pakar ilmu falak dan astronomi dari Muhammadiyah, NU, LAPAN, dan dari universitas dihadirkan.
Dalam salah satu sesi, Ilya Fadjar Maharika yang berpanel dengan Suwarsono Muhammad membawakan materi dengan topic “Reinventing dan Reaktualisasi Spirit Penentuan Sistem Kalender Hijriyah sebagai Fondasi Peradaban Muslim”.
Ilya Maharika menyatakan bahwa sudah seharusnya umat Islam memiliki kalender hijriah global. Ada banyak kekacauan jika dunia yang semakin maju tidak memiliki kalender yang pasti. “Ketika tidak punya penanggalan global, apakah kita akan mampu menentukan jadwal secara tepat untuk peradaban kedepan?” tanyanya pada hadirin.
Menurut pakar arsitektur itu, kalender yang belaku secara global untuk kepentingan bersama, guna menentukan kepastian waktu. “Bukan kepentingan ormas. Tapi (kepentingan dan kebutuhan) peradaban atau civilization,” ujarnya.
Dirinya mencontohkan tentang kebutuhan dalam bidang ekonomi dan transaksi. Semuanya membutuhkan penanggalan yang akurat. “Manusia modern berada pada jalur space ruang dan waktu,” jelasnya.
Bagi Ilya, jalan untuk penyatuhan kalender global hanya bisa dilakukan dengan menggunakan metode hisab. “Untuk bisa membangun kalender hanya dengan hisab. Gak mungkin membangun kalender dengan berbasis rukyah. Rukyah berguna untuk mengkalibrasi hisab sewaktu-waktu. Ketika ada pergeseran akurasi atau perlambatan sewaktu-waktu,” terangnya.
Sementara itu, Suwarsono Muhammad sebagai pembicara kedua menyatakan bahwa dunia telah berubah. Perkembangan teknologi menyebabkan manusia harus bisa menyesuaikan diri danmemanfaatkan teknologi dengan sebaik-baiknya. “Tidak bisa mengurus dunia seperti dulu,” ungkapnya.
Sebagaimana diketahui, Muhammadiyah melalui Majelis Tarjih dan Tajdid telah menginisiasi dan sedang gencar mengupayakan penyatuan kalender hijriah internasional sebagai salah satu amanat dan rekomendasi muktamar ke-47 di Makakasar pada 2015 lalu. Muhammadiyah mempercayai bahwa metode hisab menjamin keakuratan dan selaras dengan spirit tajdid yang diusung gerakan pencerahan ini. Beberapa waktu terakhir, Muhammadiyah juga telah menjalin kemitraan dengan dunia internasional untuk segera merealisasikan kalender hijriah global. (Ribas)