• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Kamis, Desember 18, 2025
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Presiden Jokowi : Sebab Ketertinggalan Indonesia Adalah Ketidakkonsistenan Melajukan Hal Yang Positif

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
23 Mei, 2016
in Berita, Dinamika persyarikatan
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Presiden Jokowi : Sebab Ketertinggalan Indonesia Adalah Ketidakkonsistenan Melajukan Hal Yang Positif
Share

YOGYAKARTA. suaramuhammadiyah.com— Untuk menjadi bangsa yang maju kita perlu bersatu. “Jangan mau kita diadu domba untuk kepentingan sempit, musuh kita jelas, kemiskinan keterbelakangan ketertinggalan. Dan sekarang ini kita sedang bersaing dengan bangsa lain. Mari kita bersatu menjadi bangsa pemenang,” ujar Presiden Joko Widodo di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 23 Mei 2016.

Di sambutannya Presiden menceritakan pengalamannya ketika berkunjung ke Korea Selatan minggu lalu. Pada tahun 1950 hingga 1970-an memiliki kondisi yang hampir lebih sama seperti Indonesia. Memasuki tahun 1970 ke atas, Korea Selatan memulai era industri mereka, tapi Indonesia pun sebetulnya telah memiliki industri saat itu, yakni PT PAL.

Baca Juga

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah

Muhammadiyah Kritik DPR Langgar Keputusan MK

Tapi apabila kita melihat sejarah kedua negara ada yang bisa dipetik, di Korsel mulai industri, di Indonesia memulainya. “Di sana pertanian, di sini juga kita pertanian. Namun pada dekade berikutnya Korea menjadi raksasa ekonomi dunia dengan GDP luar biasa dibandingkan kita,” ujar Presiden.

Presiden mengatakan ada dua kunci keberhasilan Korea Selatan, yakni keterbukaan dan keberanian inovasi. “Mereka terbuka dan berlomba-lomba untuk berinovasi dan mereka berlomba-lomba untuk mengejar kemajuan. Dan mereka karena terbuka mereka berani bersaing dengan negara lain,” ucap Presiden.

Presiden juga mengingatkan bahwa Indonesia adalah sebuah negara besar. Indonesia ibarat sebuah kapal besar dengan penduduk 252 juta dan memiliki 17 ribu pulau. “Dan anugerah diberikan Allah kepada kita, berlimpah ruahnya sumber daya alam. Kenapa kita bisa ditinggal oleh mereka (Korea Selatan)?” ucap Presiden.

Dalam pandangan Presiden, ketertinggalan Indonesia karena ketidakonsistenan untuk melajukan kerja keras, berpikir rasional dan positif. “Untuk bekerja produktif dan bekerja dengan inovasi-inovasi yan baik, kita selalu terjebak pada selalu besar-besarkan masalah, berpikir yang tidak produktif, selalu menjelekkan orang lain, gampang sekali mencomooh yang lain,” kata Presiden.

Presiden Jokowi juga menggarisbawahi salah satu “penyakit” bangsa yang diungkapkan ketua umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, yaitu bangsa ini suka membesar-besarkan masalah. Masalah kecil bahkan yang belum dimulai tapi sudah diributkan.
Penyakit inilah yang menghambat kemajuan bangsa.

Presiden juga menegaskan bahwa saat ini pemerintah tengah mengejar ketertinggalan dari negara lain dengan mempercepat pembangunan infrastruktur, deregulasi besar-besaran dan pembangunan SDM.

Percepatan pembangunan infrastruktur akan memberikan daya saing bangsa kita. Berbagai pembangunan infrastruktur yang dilakukan antara lain perpanjangan runway bandara, pembangunan bandara baru, pembangunan jalan tol, pelabuhan-pelabuhan baru.

Di bidang deregulasi, pemerintah memangkas total aturan-aturan yang menghambat. “Tidak bisa lagi mengurus ijin sampai bertahun-tahun,” ujar Presiden

Tags: featuredJOKOWI.Konvensi NasionalKorea Selatanmuhammadiyahsuaramuhammadiyah
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah
Berita

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah

28 September, 2024
Prof Dr Abdul Mu'ti
Berita

Muhammadiyah Kritik DPR Langgar Keputusan MK

22 Agustus, 2024
Tingkatkan Taraf Hidup Rakyat, Muhammadiyah MoU dengan BCA Syariah
Berita

Tingkatkan Taraf Hidup Rakyat, Muhammadiyah MoU dengan BCA Syariah

2 Juli, 2024
Next Post
Ternyata, Pembakaran MIM Muhammadiyah Bukan Perkara yang Terlalu Serius

Ternyata, Pembakaran MIM Muhammadiyah Bukan Perkara yang Terlalu Serius

Please login to join discussion
  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In