Prof A Malik Fadjar: Muhammadiyah Harus Bangkitkan Kembali Gerakan Literasi

Prof A Malik Fadjar: Muhammadiyah Harus Bangkitkan Kembali Gerakan Literasi

YOGYAKARTA. suaramuhammadiyah.com— Sejak awal berdiri, Muhammadiyah telah meletakkan pendidikan pada ujung tombak gerakan dakwahnya. Mencerdaskan bangsa melalui pendidikan merupakan proses yang tidak akan berhenti. Untuk mencapai daya saing, Indonesia harus berupaya keras menggalakkan kembali budaya literasi dan baca.

“Momentum Konsolidasi Nasional ini Harus dijadikan kebangkitan kedua oleh Muhammadiyah dalam gerakan literasi,” ungkap  Prof A Malik Fadjar Konsolidasi Nasional Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Senin, (23/5)

Prof Malik Fadjar pun menyinggung bahwa pendidikan memiliki tugas strategis dalam proses pembangunan serta mencerdaskan bangsa. “Pendidikan merupakan manifestasi sumberdaya manusia dan investasi bagi bangsa Indonesia. Mencerdaskan bangsa menjadi sebuah tekad yang telah diabadikan dalam pembukaan UUD tahun 45,” paparnya.

Derajat literasi dan budaya baca warga Indonesia yang masih rendah ini menjadi kendala untuk mewujudkan bangsa yang berdayasaing. Menurut survey dari Central Connecticut State University di Amerika, Indonesia masih menempati posisi ke 60 dari 61 negara dalam tingkat literasi.

Mantan Menteri Pendidikan Nasional yang kini menjabat sebagai Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) ini menuturkan bahwa di samping segala kemudahan yang diberikan, perkembangan teknologi hari ini juga semakin menambahi rendahnya budaya baca bangsa Indonesia. “Ada suasana rendahnya budaya literasi di Indonesia, apalagi dengan kemajuan teknologi masyarakat semakin malas membaca,” katanya.

Prof Malik pun menerangkan dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 telah disebutkan bahwa pendidikan di Indonesia diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis dan berhitung bagi segenap warga masyarakat. “Bahkan perintah pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah membaca, yaitu dengan ‘Iqra’,” lanjutnya.

Jasa terbesar yang dilakukan oleh Muhammadiyah untuk bangsa yang bisa dirasakan hingga kini adalah bagaimana Muhammadiyah meletakkan cita-citanya dalam  membebaskan masyarakat dari kebodohan melalui mendidikan. Selain dengan mendirikan berbagai lembaga pendidikan, Muhammadiyah telah mendirikan sebuah percetakan yang diberi nama percetakan persatuan.

Dari sana, gerakan publikasi Muhammadiyah lahir dalam bentuk buku-buku dan majalah yang disebarluaskan ke daerah-daerah.  Dalam menggalakkan kegiatan literasi bahkan guru-guru di daerah telah mendirikan taman baca Muhammadiyah yang masih bisa dijumpai hingga kini.  “Saya kira, Muhammadiyah punya institusi dan pranata yang cukup untuk mencerdaskan bangsa, ini telah dilakukan sejak dulu dan tidak berhenti. Membangkitkan kembali gerakan literasi adalah langkah yang tepat yang harus dimulai dari Muhammadiyah,” tandasnya. (Th/ns)

Exit mobile version