YOGYAKARTA. suaramuhammadiyah.com– Dalam menyukseskan pembangunan, penguatan infrastruktur harus diimbangi peningkatan kualitas sumberdaya serta sosial masyarakatnya. Pada prinsip good governance, keberadaan infrastruktur yang memadai dengan rakyat yang masih terbelakang akan menyebabkan kemiskinan yang berkepanjangan.
Bupati Kabupaten Sorong Dr Stephanus Malak Msi dalam sesi diskusi paralel politik dengan tema Pemerintah Daerah dan Pembangunan Nasional: Perspektif Good Governance di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Selasa (24/5), mengungkapkan hal tersebut.
Menurutnya, selama ini masih banyak masyarakat yang menganggap Papua dan Papua Barat sebagai wilayah yang tidak menjanjikan. Namun, kini Bupati Sorong yang telah menjabat selama 2 periode ini mengatakan bahwa wilayah ini telah mengalami perubahan yang pesat. Ada 3 faktor penting yang harus diperhatikan untuk memajukan dan mengembangkan sebuah daerah yaitu melihat peran pemerintah, masyarakat, dan perubahan sektor swasta.
“Kini kita tidak bisa lagi hanya melihat wilayah menjanjikan itu ada di indonesia bagian Barat atau Tengah. Namun, kini juga Indonesia Timur khususnya papua dan papua Barat,” ucap Stefanus.
Dalam hal pembangunan infrastruktur, Stefanus mengatakan bahwa secara jangka panjang ada hal-hal yang harus diantisipasi. “Pembangunan ini bukan hanya untuk satu hari saja, namun seratus tahun ke depan. Banyak kawasan kumuh yang ada di perkotaan disebabkan oleh pembangunan infrastruktur yang tidak dipersiapkan dan diantisipasi dengan baik,” tuturnya
Ia pun menekankan bahwa ada beberapa faktor menjadikan wilayah Papua dan Papua Barat akan semakin menjanjikan di masa depan yaitu faktor geografis, geopolitik, dan geoekonomi. Secara geografis letak Sorong memudahkan akses menuju samudera pasifik dan samudera hindia. Sedangkan potensi pariwisata serta sumberdaya dan hasil bumi berupa pertambangan, kelautan hingga perkebunan yang ada di daerah tersebut dikatakan sangat menjanjikan untuk terus dikembangkan. Keberadaan akses transportasi jalan menjadi hal yang strategis demi mensinergikan faktor tersebut.
“Maka karena itulah, demi mendukung semua ini, pembangunan infrasruktur, salah satunya akses transportasi antar daerah dan wilayah menjadi sangat penting. Sebagian besar pembangunan infrastruktur di Papua Barat telah didanai dengan APBD bahkan sebagian kecil dengan APBN,” imbuhnya
Stefanus pun menyadari bahwa menerima perbedaan dan keterbukaan juga menjadi kunci pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah daerah Papua Barat. Tanpa pandang bulu, keberadaan Lembaga Pendidikan Muhammadiyah telah menyumbangkan tenaga pendidik bagi masyarakat dan generasi muda Papua, khususnya Papua Barat hingga ke pelosok. “Tidak membedakan antara muslim ataupun kristen, karena kita mendidik bangsa Indonesia tanpa membeda-bedakan,” tandasnya. (Th)