Oleh; Sulpandri, SSos
Hadirin Jamaah Shalat Jum’at yang dimuliakan Allah.
Dari mimbar khutbah jum’at ini khatib mengajak kepada diri khatib dan jamaah sekalian untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SwT. Peningkatan iman yang terus dilakukan dengan peningkatan amal shalih. Karena derajat kemuliaan seorang hamba di sisi Allah hanyalah dinilai dengan ketakwaannya. Allah berfirman:
“Sesungguhnya orang yang mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa…” (Qs. Al-Hujuraat: 13).
Hadirin Jamaah Shalat Jum’at yang dimuliakan Allah.
Globalisasi bukan hanya membawa dampak positif, namun juga menciptakan dampak negatif terhadap kehidupan manusia. Dampak tersebut dapat dilihat pada kehidupan manusia sehari-hari, manusia digiring pada kebiasaan untuk memperoleh segala sesuatunya dengan mudah dan bahkan instan. Teknologi baru saat ini telah memudahkan manusia untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaannya dengan sangat mudah sehingga ia tidak banyak melakukan aktivitas fisik yang diperlukannya. Hal tersebut pada akirnya akan memupuk rasa malas dalam diri manusia
Dalam Islam sesungguhnya malas itu sangat dicela dan tidak baik untuk dipelihara. Islam sangat menekankan agar umatnya selalu berusaha untuk menjauhi perbuatan malas. Nabi Muhammad saw pernah berkata, “Jauhilah malas dan tidak semangat, sebab kedua sifat tersebut akan menghalangimu untuk memperoleh manfaat dari dunia dan akhirat.” Sementara Imam Ali as pernah berkata: “seseorang yang malas hingga berlebihan maka akan menjadi lemah dan ia akan menghancurkan kehidupannya, dan akibatnya, akan mengarah kepada dosa dan ketidaktaatan kepada Allah Swt.”
Hadirin Jamaah Shalat Jum’at yang dimuliakan Allah.
Malas khususnya dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan yang diperintahkan Allah Swt, adalah perbuatan yang buruk, juga sifat itu dianggap sebagai ciri orang-orang munafik. Dalam Al-Qur`an disampaikan:
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah dan Allah menipu mereka pula. Dan jika mereka berdiri untuk mengerjakan shalat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bersifat riya di hadapan manusia dan tidak berdzikir kepada Allah kecuali sebentar.” (An-Nisa`: 142).
Malas juga berdampak pada keadaan jiwanya yang menjadi jelek. Rasulullah saw bersabda: “Apabila seorang hamba bangun malam, kemudian berdzikir kepada Allah, terlepaslah satu ikatan. Apabila dia berwudhu, terlepaslah satu ikatan lagi. Jika dia shalat, maka akan terlepas seluruh ikatan. Maka pagi harinya jiwanya akan semangat dan bagus. Jika tidak bangun (malam), jadilah jiwanya jelek dan malas.” (HR. Bukhari).
Hadirin Jamaah Shalat Jum’at yang dimuliakan Allah.
Dari riwayat tersebut sangat jelas bahwa malas dapat merusak kehidupan manusia di dunia dan di akhirat. Malas juga dapat menghalangi harapan manusia dan menyebabkan perbuatan ingkar kepada Allah Swt. Manusia yang malas tidak akan melaksanakan kewajiban-kewajiban agama, dan pada akhirnya ia akan terjerumus ke dalam lembah dosa dan maksiat serta kesengsaraan. Dengan demikian, dampak malas bagi manusia telah sampai pada tahap yang sangat sulit untuk diusir.
Sisi buruk sifat malas bukan hanya terkait pada agama semata, namun malas dapat menimbulkan sifat menyia-nyiakan waktu, berlebihan, tidak mau meraih apa pun, dan penyesalan yang sangat parah. Hal ini sesuai dengan pendapat Imam Ibnul Qayyim: “malas maka akan melahirkan sifat menyia-nyiakan waktu, berlebihan, tidak mau meraih apa pun, dan penyesalan yang sangat parah. Maka hal itu akan menafikan sifat keingintahuan dan kekuatan yang keduanya merupakan buah dari ilmu”
Hadirin Jamaah Sholat Jumat yang dimuliakan Allah.
Oleh karena itu, agar kita terhindar dari kebiasaan malas sedikitnya ada tiga cara ampuh yang diajarkan Rasulullah dalam mengusir malas dari diri kita.
Pertama, perbanyak doa. Doa adalah senjata yang paling ampuh bagi umat muslim dalam hal apapun, karena hal ini merupakan salah satu bentuk penghambaan diri kita pada Allah Swt. Doa merupakan obat mujarab untuk menyembuhkan jiwa orang mukmin yang sudah terjangkiti berbagai penyakit termasuk penyakit malas. Namun doa yang dimintakan harus dengan bersungguh-sungguh kemudian harus dibarengi dengan usaha. Salah satu doa yang diajarkan oleh Rasulullah saw adalah:
“Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari kegelisahan dan kesusahan, dan aku berlindung pada-Mu dari kelemahan dan sifat malas, dan aku berlindung kepada-Mu dari sifat kikir dan pengecut, dan aku berlindung pada-Mu dari hutang yang tak mampu ditanggung serta kesewenangan orang yang tak mampu dilawan.” (HR Abu Dawud).
Hadirin Jamaah Shalat Jum’at yang dimuliakan Allah.
Kedua, melawan bisikan setan. Malas sebenarnya adalah bisikan setan. Setan akan terus berusaha mengusik dan membujuk kita agar mengikuti hawa nafsu manusia untuk menjadi pemalas dalam hal aktivitas maupun dalam hal ibadah.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda: “Setan mengikatkan tiga ikatan di belakang kepala salah seorang dari kalian ketika tidur. Pada setiap ikatan setan mengatakan, “Malam masih panjang, tidurlah.” Apabila salah seorang dari kalian terjaga dari tidur, lalu menyebut nama Allah, maka akan terlerai satu ikatan. Jika ia mengambil wudhu, maka terlerai satu ikatan lagi. Dan jika ia shalat, maka terlerailah semua ikatan. Jika demikian, maka ia akan bangun di waktu pagi dalam keadaan rajin serta lapang hatinya. Jika ia tidak (melakukannya), maka ia bangun pagi dalam keadaan buruk jiwanya dan diliputi rasa malas.” (HR Abu Dawud, Ibnu Majah, Ibn Hibban, dan lainnya)
Oleh karena itu kita harus terus melawannya dengan cara tidak mengikuti apapun yang dibisikkan olehnya termasuk dengan kebiasaan malas. Jika kita bisa melawan dan mengalahkan bisikan setan maka secara otomatis rasa malas yang ada pada kita akan hilang, karena pada hakikatnya rasa malas berasal dari setan.
Hadirin Jamaah Shalat Jum’at yang dimuliakan Allah.
Ketiga, mengusir malas dengan ilmu. Ilmu adalah hal yang diwajibkan kepada umat Islam, karena dengan ilmu kita bisa melakukan hal-hal baik. Ilmu membuat seseorang jadi mulia, baik di hadapan manusia juga di hadapan Allah Swt:
”Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Qs Al Mujaadilah: 11)
Dengan memiliki ilmu yang luas akan mempermudah kita dalam memahami suatu hal dari segi kebaikan ataupun keburukannya. Dengan memiliki ilmu kita akan tahu faedah-faedah melakukan suatu hal. Misalkan dalam hal shalat berjamaah, orang yang memiliki ilmu tentang hal ini akan termotivasi dalam mengerjakan ibadah ini, dan dia akan menghiraukan apa yang dibisikkan oleh setan untuk membuatnya menjadi malas. Oleh karena itu maka salah satu anjuran Islam untuk mencari ilmu wajib dilakukan agar terbebas dari sifat-sifat negatif yang akan merusak keimanan kita.
Hadirin Jamaah Shalat Jum’at yang dimuliakan Allah.
Marilah kita selalu berusaha untuk taat kepada Allah Swt, dan berusaha untuk selalu mengusir/menghindari penyakit malas dari dalam diri kita. Demikianlah khutbah yang dapat khatib sampaikan, semoga ada manfaatnya bagi khatib dan kita semua.
KHUTBAH KEDUA
Akhirnya marilah kita akhiri pertemuan yang mulia ini dengan berdoa kepada Allah SwT semoga kita senantiasa mendapat bimbingan dalam mewujudkan budaya utama dalam keseharian kita sehingga kita selalu diridhai-Nya.•
Sulpandri, SSos, Wakil Ketua PDPM Pasaman Barat, dan Tenaga Pengajar di MAS Muhammadiyah Tamiang Pasaman Barat Sumatera Barat.