BANTEN. suaramuhammadiyah.id- Pembukaan acara Literacy Camp 2016 Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah baru saja digelar di Pendopo Gubernur Provinsi Banten dengan mengangkat tema Reading-Writing-Moving. Selain didukung oleh Pemerintah Provinsi Banten, dalam menyelenggarakan acara ini Pimpinan Pusat IPM bekerjasama dengan Forum TBM, Rumah Dunia, dan PW IPM Banten.
Acara ini bertujuan mewujudkan kolaborasi antar komunitas literasi diseluruh Indonesia, serta memfasilitasi cara mengelola etos kesukarelawanan yang merupakan basis dari sebuah komunitas literasi. Reading, Writing, Moving adalah tema yang diangkat dalam acara ini.
M Khoirul Huda, Ketua umum PP IPM menyambut seluruh peserta yang terdiri dari Pimpinan Wilayah IPM dan Komunitas Literasi se-Jawa Lampung dengan menegaskan bahwa istilah literacy sudah tidak asing lagi di kalangan pelajar, khususnya IPM. Untuk itu diharapkan event yang bisa dibilang event literacy terbesar se-Indonesia tahun ini harus bisa lebih menggembirakan para aktivis di bidang Literasi.
Menurutnya, Reading merupakan gerakan dasar dan fondasi utama suatu gerakan literasi. Membaca berperan membuka carkawala pengetahuan. “Manfaat membaca kita tingkatkan dengan menulis. Gerakan literasi membutuhkan writing sebagai karya maupun representasi pemikiran,” ungkapnya.
Lalu setelah reading dan writing, gerakan literasi membutuhkan moving sebagai bukti bahwa gerakan literasi bukanlah gerakan sekedar wacana. Gerakan literasi akan dirasakan besar manfaatnya jika telah mencapai taraf moving. Dan gerakan literasi modern harus mencapai taraf tersebut.
“Sudah saatnya literasi tidak terjebak hanya soal bacaan maupun tulisan. Literasi harus mampu hadir menyeret masyarakat Indonesia kedalam ilmu pengetahuan, tidak membiarkan masyarakat kita terbelenggu dalam ketidakpedulian,” lanjutnya.
Nuun walqalami wamaa yasturuun yang menjadi selogan dan spirit gerakan IPM menurut Khoirul harus mampu membumi menjadi gerakan literasi untuk masyarakat Indonesia. Bukan hanya berakhir menjadi selogan yang monumental.
“Gerakan literasi bukan gerakan yang hingar-bingar, gerakan ini sunyi namun memiliki potensi yang besar untuk membangun masyarakat kita. Jadi kita tidak boleh berhenti sampai sini saja. Gerakan literasi mampu menggodok para kader kita supaya tidak cengeng, tidak mencari-cari dan bergantung kepada fasilitas,” pungkas Khoirul.
Ini juga menjadi pesan yang disampaikan oleh Muhy Mohas Perwakilan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Banten, dalam sambutannya dengan penuh harap Literacy camp kali ini dapat menjadi ajang sharing. “Diharap gerakan ini juga mampu memperluas kebermanfaatan gerakan literasi modern di tengah masyarakat sebagai bukti Ikatan Pelajar Muhammadiyah sebagai garda terdepan gerakan Ilmu Pengetahuan. Reading, writing, moving,” ungkap Muhy.
Ajang ini diikuti 21 perwakilan komunitas literasi diseluruh Indonesia yang akan berdiaspora selama 2 hari hingga Ahad, (29/5) di Rumah Dunia, Serang, Banten. (SUN)