ENREKANG – Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Enrekang menggelar Baitul Arqam Muhammadiyah untuk seluruh dosen dan staf di Hotel Sabindo, pada Senin-Selasa, (30-31 Mei 2016). Baitul Arqam ini mengusung tema “Penguatan Ideologi Muhammadiyah untuk STKIP Muhammadiyah Enrekang yang Berkemajuan”.
Ketua STKIP Muhammadiyah Enrekang Drs Yunus Busa MSi mengatakan bahwa Baitul Arqam Muhammadiyah bagi seluruh pimpinan, dosen dan staf ini dilakukan karena di STKIP Muhammadiyah Enrekang sebagian besar memiliki dosen baru yang masih muda di empat prodi baru yakni PGSD, Pendidikan Matematika, Penddidikan Bahasa Inggris dan Bimbingan Konseling. Sehingga dibutuhkan pengkajian dan pemahaman secara mendalam tentang segala hal yang berkaitan dengan Muhammadiyah.
“Diharapkan kepada peserta Baitul Arqam terkhusus dosen dan staf baru agar nantinya segala aktivitasnya dapat bersinergi dengan Muhammadiyah sebagai induk ortom dan kepada seluruh ortom,” ungkap Ketua STKIP Muhammadiyah Enrekang.
Yunus Busa menambahkan bahwa alumni Baitul Arqam ini diharapkan dapat amanah dalam menjalankan tugasnya sebgai pimpinan, dosen, dan staf. Diharapkan juga agar dalam segala aktivitasnya memiliki nilai-nilai keislaman. Semua dosen mata kuliah saat mengajar semestinya menyelipkan atau menanamkan kepada mahasiswa tentang nilai-nilai kemuhammadiyahan, jadi bukan cuma dosen AIK yang mengajarkan Al-Islam Kemuhammadiyahan.
“Peserta diharapkan setelah mengikuti BA Muhammadiyah ini ahlaknya semakin baik, semakin bersemangat, dan memiliki tanggung jawab untuk bekerja bersama-sama untuk membesarkan STKIP Muhammadiyah Enrekang ini, karena tantangan yang kita hadapi akan semakin berat, persaingan eksistensi perguruan tinggi dalam negeri dan persaingan tenaga kerja dari luar negeri yang kita kenal dengan MEA,” ujar Yunus Busa.
Baitul Arqam Muhammadiyah bagi pimpinan, dosen, dan staf akan dilaksanakan rutin, minimal sekali dalam setahun sesuai dengan saran PW Muhammadiyah Sulawesi Selatan. “Jika kita masuk dalam Persyarikatan Muhammadiyah maka kita harus mengikuti aturan yang berlaku di Muhammadiyah, bukan aturan pribadi yang dibawa ke dalam PTM,” tegas Syamsuryadi P Salenda MA selaku Ketua Majelis Pembina Kader PW Muhammadiyah Sulawesi Selatan saat memberikan materi profil kader Muhammadiyah.
Ketua MPK PWM SulSel memberikan filosofi bahwa ada dua orang yang masuk di dalam PTM. Yang pertama, masuk karena lewat kaderisasi, artinya ia terlahir dan dikader di ortom-ortom Muhammadiyah. Kedua, masuk karena kompetensinya. Terkadang PTM membuka program studi baru, dan dibutuhkan tenaga pengajar, karena tidak ada kader yang kompeten maka kampus mengambil yang bukan kader. Nanti akan berproses ketika berada di PTM, sehingga kegiatan baitul Arqam Muhammadiyah sangat penting untuk dilakukan agar supaya visi dan misi Muhammadiyah di Perguruan atau di lembaga apapun di Muhammadiyah dapat memiliki pemahaman yang seragam.
“Begitu pentinya BA ini, Prof Din Syamsuddin pernah berpesan bahwa Baitul Arqam Muhammadiyah wajib dilakukan di seluruh lembaga amal usaha Muhammadiyah. Harapan besar juga kepada seluruh peserta yang telah mengikuti BA ini adalah mereka paham tentang Muhammadiyah, paling tidak tidak menjadi duri ataupun tidak membenci Muhammadiyah” harap Syamsuryadi (Ilham Kamba/Baharuddin).






