MALANG- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggelar kajian Islam menjelang datangnya Bulan Ramadhan 1437 H yang jatuh pada Senin (6/6). Kajian yang diselenggarakan di Ruang Sidang Senat UMM, Sabtu (4/6) mengambil tema “Dakwah Muhammadiyah Menuju Islam Berkemajuan”.
Hadir sebagai narasumber pada kajian yang diikuti oleh pejabat struktural se-UMM ini, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dr H Agus Taufiqurrohman, SpS, MKes. Kajian dibuka Wakil Rektor (Warek) I UMM, Prof Dr Syamsul Ariffin, MSi.
Dalam sambutannya, Syamsul mengatakan, UMM sebagai bagian dari persyarikatan Muhammadiyah memiliki komitmen dan semangat untuk mengembangkan keilmuan lewat Al-Islam Kemuhammadiyahan (AIK). AIK ini, ia menjelaskan memang sudah menjadi ciri khas di semua Perguruan Tinggi Muhammadiyah se-Indonesia. ” Ke depan UMM akan mengintegrasikan AIK sebagai suatu nilai muatan pada mata kuliah umum lainnya, sehingga AIK bisa jadi nilai yang hidup dalam kehidupan sehari-hari,” jelasnya.
Sementara itu, dalam ceramahnya Agus menyampaikan, UMM sebagai salah satu kekuatan yang dimiliki Muhammadiyah khususnya di bidang pendidikan harus bisa melakukan langkah konkrit dakwah bersama komponen masyarakat dan persyakrikatan lainnya. “UMM harus bisa merangkul masyarakat sekitar yang tujuannya membawa Muhammadiyah menuju Islam berkemajuan,” terangnya.
Kemudian, Agus memberikan pemahaman mengenai konsep yang disampaikan tokoh Muhammadiyah AR Fachruddin tentang Islam berkemajuan. Ia menjelaskan Muhammadiyah merupakan Islam yang maju dan unggul, membanggakan serta ‘nyah-nyoh’. “Maksudnya nyah nyoh itu Muhammadiyah itu harus bisa memberi dan menolong kepada umat, dan ini yang harus menjadi spirit ajaran Muhammadiyah,” terangnya.
Agus pun memaparkan lima fondasi konsep Islam berkemajuan yang harus dikuatkan oleh Muhamadiyah. Pertama memiliki tauhid yang murni. Kedua, memahami Al-Quran dan Sunnah secara mendalam. “Ketiga, Muhammadiyah harus melembagakan amal shalih yang fungsional dan solutif,” paparnya.
Keempat, berorientasi kekinian dan masa depan dan terakhir Islam harus bersikap toleran moderat dan saling bekerjasama. “Yang terpenting, di era perubahan yang begitu cepat, Islam harus mampu menyesuaikan dengan perubahan itu,” pungkasnya.
Selesai ceramah di RSS, kemudian Agus melanjutkan ceramahnya kepada seluruh dosen, karyawan dan staf UMM di Masjid AR-Fachrudin UMM. UMM akan tetap melakukan syiar saat Bulan Ramadhan dengan berbagai kegiatan diataranya kajian untuk Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur pada 11-12 Juni mendatang di UMM Dome. Kemudian pada 20 Juni dengan Halaqah Ramadhan yang diselenggrakan di Masjid AR Fachrudin. Dilanjutkan dengan dialog Ramadhan bagi pimpinan, dosen dan karyawan antar fakultas dan unit yang akan diselenggarakan pada 20-25 Juni. Gebyar Apresiasi Seni yang diselenggrakan pada 17-18 Juni di Helipad UMM juga akan menyemarakan Bulan Ramadhan. Tak ketinggalan UMM juga akan mengadakan kegiatan bakti sosial dan pelayanan kesehatan kepada warga Desa Ngajum, Kabupaten Malang pada 18 Juni mendatang. Pekan I’tikaf pada 25 Juni dan puncaknya adalah penyelenggraan Shalat Idul Fitri di Helipad Kampus II dan Masjid Ad-Da’wah Kampus III UMM pada 6 Juli. (Humas UMM)