JAKARTA-Korupsi harus diperangi hingga tuntas. Upaya menghilangkan budaya korupsi hingga ke tingkatan terendah harus dilakukan secara berkelanjutan dan menyeluruh. Tidak cukup aspek penindakan hukum namun juga harus dibarengi dengan pendidikan anti korupsi dan pencegahan sejak dini. Atas dasar itu, Madrasah Anti Korupsi (MAK) Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah akan menggelar Konvensi Anti Korupsi 2016 pada 17-19 Juni 2016 di gedung Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat.
Kegiatan yang baru pertama kali diadakan ini akan menghadirkan para pembicara dari para tokoh berintegritas dan punya komitmen tinggi untuk memberantas korupsi dari kalangan internal Muhammadiyah, tokoh nasional, para kepala daerah, hingga duta besar negara-negara yang memiliki tradisi anti korupsi yang baik.
Dahnil Anzar Simanjuntak kepada suaramuhammadiyah.com menyatakan bahwa kegiatan ini tidak hanya diperuntukkan untuk anggota MAK dan Pemuda Muhammadiyah. Selain aktivis Pemuda Muhammadiyah dan santri MAK dari berbagai daerah, tadarrus antikorupsi untuk memperkuat gerakan Berjamaah Lawan Korupsi ini juga diikuti oleh banyak organisasi pemuda dan LSM pegiat anti korupsi. Seperti ICW, LBH, YLBHI, PUKAT, PUSHAM, PUSAKO, SPAK, GAK, dan TI. Dan kelompok Masyarakat sipil lainnya.
Bertepatan dengan bulan Ramadhan, Konvensi Anti-Korupsi 2016 ini dibagi dalam lima sesi atau tadarrus dengan masing-masing tema, yang terdiri dari; Masa Depan Gerakan Anti-Korupsi di Indonesia, Peran Civil; Society dalam Pemberantasan Korupsi di Indonesia, Belajar Anti-Korupsi dari Kepala Daerah, Belajar Anti-Korupsi dari Negara Sahabat, dan Partai Anti-Korupsi.
Beberapa tokoh yang akan menjadi pembicara antara lain mantan Presiden RI BJ Habibie, Ketua KPK Agus Rahardjo, Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif, Saut Situmorang, Mantan Ketua KPK yang juga Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Busyro Muqoddas, mantan pimpinan KPK Bambang Widjojanto, mantan Wakil Menkumham Denny Indrayana, duta besar negara sahabat, para ketua umum partai politik, dan kepala daerah yang berprestasi di bidang pemberantasan korupsi.
Dari Muhammadiyah sendiri, beberapa nama yang menyatakan kesiapannya adalah mantan ketua umum Din Syamsuddin, ketua umum Haedar Nashir, serta para ketua PP Muhammadiyah Yunahar Ilyas, Busyro Muqoddas, Hajriyanto Y. Thohari, Abdul Mu’ti, dan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak.
Dahnil Anzar menjelaskan bahwa Konvensi Anti-Korupsi 2016 ini adalah forum memperkuat gerakan Berjamaah Lawan Korupsi dengan melibatkan jamaah yang lebih besar. “Bak Shalat subuh, gerakan antikorupsi sepi jamaah. Maka menyadarkan publik pentingnya gerakan lawan korupsi dan membangun budaya antikorupsi adalah jalan menuju Indonesia kemajuan,” ungkap inisiator Gerakan Berjamaah Lawan Korupsi yang juga pendiri MAK itu.
Melalui Konvensi ini, Dahnil mengharapkan supaya jejaring Gerakan Antikorupsi bisa diperkuat, gerakannya lebih massif dan terkoneksi satu dengan yang lain. Di akhir, konvensi ini akan merumuskan dan menghasilkan beberapa rekomendasi penting berkaitan dengan roadmap Pemberantasan Korupsi di Indonesia (Ribas).