• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Jumat, Desember 5, 2025
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Haedar Nashir: Sistem Politik Islam itu Ranah Ijtihad

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
16 Juni, 2016
in Berita
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Haedar Nashir: Sistem Politik Islam itu Ranah Ijtihad
Share

YOGYAKARTA.suaramuhammdadiyah.id– Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menyatakan bahwa sejak awal tidak ada kodifikasi fiqh siyasah atau system politik Islam secara tunggal. Wilayah politik Islam berada dalam ranah ijtihad dan bersifat dinamis, mengikuti kemaslahatan dan perkembangan zaman. Hal ini dinyatakan dalam pidato pembukaan Pengajian Ramadhan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, di Gedung AR Fakhruddin B Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), pada Kamis menjelang berbuka puasa, (9/6/2016).

Haedar menjelaskan tentang latar belakang perpolitikan di masa Nabi dan para khalifah empat; Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali. Di masa keempat sahabat utama yang menjadi khalifah setelah Nabi tidak memiliki system yang baku, meskipun dianggap mendekati masa ideal. Terbukti, sejak nabi wafat, tidak ada wahyu atau petunjuk langsung dari Rasulullah tentang pengganti Nabi dalam urusan perpolitikan. Rasulullah hanya memberi isyarat ke Abu Bakar untuk menggantikan sebagai imam shalat ketika nabi sakit. Umat Islam kemudian berijtihad mengangkat Abu Bakar. “Kalau kita lihat ke belakang, konsep politik Islam tidak terkodifikasi secara tunggal. Fiqh siyasah juga cenderung dinamis,” ungkap Haedar.

Baca Juga

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah

Muhammadiyah Kritik DPR Langgar Keputusan MK

Praktek kenegaraan yang dilakukan oleh nabi di Madinah dipahami beragam, ada yang menganggapnya sebagai bentuk baku dan tunggal. Sehingga, praktek itu harus diikuti oleh umat Islam di masa setelah itu. Namun ada juga yang menganggap bahwa itu bukan bentuk kodifikasi, tapi hanya sebagai salah satu bentuk yang bisa jadi baik untuk diteruskan ataupun diganti dengan system lain di masa setelahnya. “Nabi dalam praktek membangun masyarakat Madinah al-Munawwarah dikonstruksi dalam pandangan umat Islam dalam banyak pandangan. Ada yang menyimpulkan bahwa pada masa nabi merupakan embrio bahkan bentuk kodifikasi dari Negara Islam,” urainya.

Haedar juga menyebut bahwa sebagai bukti bahwa wilayah kenegaraan murni wilayah ijtihad tercermin dari tidak ada ayat al-Quran yang menyebut kekhalifahan sebagai suatu system bernegara. Kata khalifah  disebut dalam konteks makro, misalkan ketika Allah menyebut ayat penciptaan manusia sebagai khalifah di muka bumi. Dalam artian manusia diberi tanggung jawab mengurusi alam dan menjadi pelestari semesta. “Dari sini kita belajar bahwa lahirnya pemerintahan Islam adalah produk ijtihad dan itu tidak tunggal,” ungkap penulis buku Reproduksi Islam Syariat itu (Ribas).

 

Tags: Haedar NashirijtihadKhalifahmuhammadiyahsistem politik
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah
Berita

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah

28 September, 2024
Prof Dr Abdul Mu'ti
Berita

Muhammadiyah Kritik DPR Langgar Keputusan MK

22 Agustus, 2024
Tingkatkan Taraf Hidup Rakyat, Muhammadiyah MoU dengan BCA Syariah
Berita

Tingkatkan Taraf Hidup Rakyat, Muhammadiyah MoU dengan BCA Syariah

2 Juli, 2024
Next Post
Darul Ahdi wa Syahadah

Muhammadiyah Posisikan Negara Pancasila Sebagai Dar al-Ahdi wa al-Syahadah

Please login to join discussion
  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In