• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Jumat, Desember 5, 2025
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Muhammadiyah Posisikan Negara Pancasila Sebagai Dar al-Ahdi wa al-Syahadah

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
16 Juni, 2016
in Berita
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Darul Ahdi wa Syahadah

Muhammadiyah Posisikan Negara Pancasila Sebagai Dar al-Ahdi wa al-Syahadah

Share

YOGYAKARTA.suaramuhammdadiyah.id– Salah satu keputusan penting Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar pada 3-7 Agustus 2015 adalah tawaran konsep Negara Pancasila sebagai Dar al-Ahdi wa al-Syahadah. Pemikiran kolektif Muhammadiyah tentang Negara Pancasila ini bersifat mengikat dan menjadi keputusan resmi yang harus dipahami dan dijalankan oleh seluruh kader, anggota, dan warga Persyarikatan Muhammadiyah. Hal ini disampaikan ketua umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr Haedar Nashir MSi, dalam pidato pembukaan Pengajian Ramadhan Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Gedung AR Fakhruddin B, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), pada Kamis sore, (9/6/2016).

Haedar menyatakan bahwa Muhammadiyah  ikut serta mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui peranan tokoh-tokohnya. Peranan Muhammadiyah berlanjut setelah kemerdekaan dalam rangka mengisi kemerdekaan. Muhammadiyah terlibat dalam dinamika kemerdekaan, masa orde baru, hingga era reformasi. Sekedar berbangga dengan peranan di masa lalu bukan pilihan Muhammadiyah. “(Namun) kita perlu pengayaan. Dalam kehidupan kebangsaan, kita ini dinamis,” tambahnya.

Baca Juga

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah

Muhammadiyah Kritik DPR Langgar Keputusan MK

Dalam kesempatan itu, Haedar memaparkan tentang pemahaman terhadap konsep “dar al-ahdi wa al-syahadah”. Istilah dar al-ahdi sebagai istilah klasik diambil oleh Muhammadiyah, namun mengubah esensinya dengan format yang baru.  “Kenapa kita pakai darul ahdi? Kita ambil istilah lama dan kita isi dengan hal-hal baru. (Karena) ini wilayah ilmu, dirasah, ijtihad, sehingga terbuka untuk direkonstruksi ulang. Tidak masalah,” ungkapnya.

Meskipun tidak ditemukan bentuk negara Pancasila dalam al-Quran, namum sampai saat ini juga belum ditemukan sistem pemerintahan yang lebih baik. Selain itu, sebagian dari prinsip-prinsip dan nilai-nilai Qurani telah diaplikasikan dalam negara Pancasila. Muhammadiyah memandang Pancasila sebagai titik temu seluruh komponen bangsa. Ki Bagus Hadikusumo merupakan sosok yang dengan kebijaksanaannya merubah ketegangan tentang Piagam Jakarta menjadi suatu konsesus bersama. Ki Bagus mengubah tujuh kata dalam sila pertama menjadi Yang Maha Esa. “Piagama Jakarta sebagai takdir sejarah yang tidak perlu diratapi  lagi, kalau diratapi hanya akan menghabiskan energi. Pancasila sebagai hasil kesepakatan kita. Bentuk negosiasi Islam dan kebangsaan,” urai Haedar.

Sebagaimana Muhammadiyah ikut membangun suatu konsensus nasional dan tempat bersaksi (dar al-ahdi), maka Muhammadiyah juga harus ikut mengisi dan berbuat (dar al-syahadah) untuk mencapai Negara yang dicita-citakan (dar al-salam). NKRI yang dibangun dengan komponen Pancasila, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika dicita-citakan untuk mencapai baldatun tayyibatun warabbul ghafur. “Kalau sekedar menyebut Indonesia sebagai Negara yang final, maka selesai. Tapi konsep darul ahdi wa syahadah belum selesai,” katanya.

Di sisi lain, Muhammadiyah berada di posisi tengah, menjaga dan mengawal supaya negara tidak cenderung ke salah satu kutub ekstrim, baik konservatif yang menginginkan negara Islam, maupun negara liberal-sekuler. Haedar mengharapkan supaya segenap kekuatan Muhammadiyah membina kader dan kekuatan internal untuk pantas mengisi kebangsaan sebagai “dar al-ahdi wa al-syahadah” (Ribas).

 

Tags: Dar al-Ahdi wa al-SyahadahmuhammadiyahNegara PancasilaPengajian Ramadhan
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah
Berita

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah

28 September, 2024
Prof Dr Abdul Mu'ti
Berita

Muhammadiyah Kritik DPR Langgar Keputusan MK

22 Agustus, 2024
Tingkatkan Taraf Hidup Rakyat, Muhammadiyah MoU dengan BCA Syariah
Berita

Tingkatkan Taraf Hidup Rakyat, Muhammadiyah MoU dengan BCA Syariah

2 Juli, 2024
Next Post
Muhammadiyah Posisikan Negara Pancasila Sebagai Dar al-Ahdi wa al-Syahadah

Selesaikan Kasus Bireuen, Muhammadiyah akan Temui Kapolri dan Menag

Please login to join discussion
  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In