Hasil pertemuan itu dikirim ke Kemenag Bireuen. Di sisi lain, kasat intel polres Bireuen juga membuat laporan yang sebenarnya bersifat intern tentang kejadian keributan yang terjadi di polsek Juli dan di kampung Juli keude dua dan merekomendasikan kepada panitia pembangunan masjid untuk menunda pembangunan hingga ditempuh langkah mediasi. Surat ini (yang mestinya interen) juga dikirim ke Kantor Kemenag Bireuen.
Atas dasar dua surat inilah (hasil musyawarah dari kecamatan dan dari polres Bireuen), Kemenag Bireuen menolak memberikan rekomendasi pendirian masjid Muhammadiyah di Juli. “Kita sudah klarifikasi ke Polres Bireuen tentang surat dari kasat intel yang dijadikan dasar penolakan oleh kepala kemenag Bireuen. Kapolres Bireuen juga kaget tidak mengetahui tentang surat itu, dan langsung di depan kami menelpon kepala Kemenang untuk mengklarifikasi dasar surat dari Kemenag. Kepala kemenag Bireuen akhirnya memanggil panitia, PCM Juli dan PDM Bireuen untuk mediasi. Tapi mediasi ini juga tidak berujung karena penolakan dari sekelompok orang dengan ancaman pertumpahan darah,” tuturnya.