Pesantren Jurnalistik Ramadhan: Dakwah Harus Ditopang Media

Pesantren Jurnalistik Ramadhan: Dakwah Harus Ditopang Media

SEMARANG, suaramuhammadiyah.id – Semangat Ramadhan menginspirasi dan menjadi sumber kesemangatan dari para jurnalis dan calon jurnalis dalam mengikuti Pesantren Jurnalistik Ramadhan yang digagas oleh Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah , dikatakann Nurfalah “Kegiatan Pesantren Jurnalistik merupakan program dari MPI Jawa Tengah yang bertujuan untuk memberikan pelatihan jurnalistik , Upaya melahirkan kader – kader yang berkualitas untuk menjadi jurnalis dan juga ajang silaturrahmi.”

(Baca juga; WORKSHOP JURNALISTIK DI BUMI BANUA)

Ketua panitia menyampaikan kegiatan ini diadakan dari Hari Jum’at – Sabtu, (17–19/6) bertempat di kantor PWM Jawa Tengah Jl, Singosari Semarang  diikuti oleh utusan dari masing-masing Pimpinan Daerah Muhammadiyah se-Jawa Tengah, dari ortom tingkat wilayah, perwakilan dari Tabloid Cermin dan dari Mahasiswa Unimus berjumlah sekitar 100 peserta.

Sementara itu Ketua MPI Jawa Tengah, Teguh Hadi Prayitno,MM,MHum dalam pengantarnya mengatakan, “Harapan besar dari output kegiatan pesantren jurnalistik ini akan lahir jurnalis–jurnalis dari Muhammadiyah yang  akan berkonstribusi dalam pemberitaan di media sekaligus sebagai mediator bagi Muhammadiyah dan Amal Usaha Muhammadiyah sehingga semua kegiatan – kegiatanya dapat terpublikasi dengan baik di berbagai media yang ada . Kedepan MPI Jawa Tengah akan membentuk jaringan jurnalis muhammadiyah sehingga akan dapat saling bersinergi dalam mensyiarkan dakwah dan potensi – potensi yang dapat lebih dikembangkan, dan ini butuh kesemangatan dan dukungan dari semua pihak,” ungkapnya.

(Baca juga; Bupati Pasaman Barat Buka Workshop Jurnalistik Suara Muhammadiyah)

Acara ini dibuka secara resmi oleh ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah Drs Tafsir MAg. Dalam sambutannya Tafsir mengungkapkan bahwa jalur kebaikan harus di backup oleh media, dengan begitu kebaikan akan dilihat semua kalangan. “Perjualangan dakwah tanpa media akan ditelan oleh kebatilan yang mempunyai media,” imbuhnya. Kendala terbesar bagi media dakwah adalah persoalan anggaran yang begitu besar. Sementara dari media dakwah kita selektif dalam penayangan iklan, maka media harus berbasis iklan bukan hanya berbasis pelanggan, sedangkan media adalah hak semua orang (MPI Tegal).

Exit mobile version