Bupati Kebumen: Kekuasaan adalah Jalan Dakwah

Bupati Kebumen: Kekuasaan adalah Jalan Dakwah

YOGYAKARTA.suaramuhammadiyah.id-Bupati Kebumen Jawa Tengah, Mohammad Yahya Fuad berpendapat bahwa kekuasaan merupakan bagian dari jalan dakwah, sehingga tidak boleh dihindari. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh orang yang berkuasa. Baik atau buruknya suatu kebijakan juga tergantung pada penguasa. Di saat yang lain hanya bisa berteriak dan beretorika, penguasa mampu untuk mengambil langkah nyata.

“Kekuasaan sebagai jalan dakwah bagi kita,” ungkap Fuad dalam Pengajian Ramadhan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (PWM DIY) di Auditorium Kampus 1 Universitas Ahmad Dahlan (UAD)  Yogyakarta.

Fuad menjelaskan bahwa pada masa orde baru Prof Amien Rais telah mempelopori high politics. “Bukan politik praktis, bukan untuk meraih kekuasaan, tapi politik yang menyeru kepada kebaikan dan mengimbau untuk tidak berbuat kemungkaran,” urainya sambil mengutip QS Ali Imron ayat 104, yang selama ini identik sebagai ayat yang menggerakkan Muhammadiyah.

Baca juga: Rizal Ramli: Harus Ada Reformasi Sistem Politik

Menurut mantan Ketua PDM Kebumen itu, sebagai gerakan dakwah amar makruf nahi mungkar, Muhammadiyah berfungsi untuk menyeru. Hal ini sama dengan peranan ulama. Namun ulama hanya bisa menyeru dan tidak bisa mengambil kebijakan atau berbuat. Sehingga dibutuhkan perpaduan antara ulama (ahli ilmu) dan umara (penguasa).

“Penguasa bisa menyuruh, namun karena keterbatasan ilmu agama dan waktu, penguasa biasanya kurang aktif dalam menyeru. Perpaduan yang ideal adalah kerjasama yang erat antara ulama dan umara. Jika ada kerjasama antara ulama dan umara maka akan mempercepat memcapai tujuan,” ulas Fuad mengomentari keengganan kader Muhammadiyah untuk terjun ke ranah politik.

Baca juga: Muhammadiyah Bukan Organisasi Politik, Namun Memainkan Peran Strategis Politik

Di akhir, Fuad menyatakan bahwa kekuasaan itu adalah perbuatan menolong banyak orang. Perbuatan menyelamatkan rakyat yang dilakukan dengan ikhlas akan mendapat ganjaran dari Yang Maha Kuasa. Fuad menganalogikan kisah seorang pelacur yang masuk surga hanya karena memberi minum dan menolong seekor anjing yang kehausan. Menolong anjing dengan seteguk air yang diambil dari sumur yang bukan miliknya bisa mendapat ganjaran seperti itu, apalagi menolong ribuan manusia melalui kekuasaan (Ribas).

Exit mobile version