YOGYAKARTA, suaramuhammadiyah.id– Hujan lebat yang mengguyur sebagian wilayah Jawa Tengah dan DIY pada Sabtu (18/6) mengakibatkan banjir dan tanah longsor di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah. Setidaknya terdapat 19 kabupaten yang terendam banjir dan tertimpa tanah longsor, yaitu di Kabupaten Purworejo, Banjarnegara, Kendal, Sragen, Purbalingga, Banyumas, Sukoharjo, Kebumen, Wonosobo, Pemalang, Klaten, Magelang, Wonogiri, Cilacap, Karanganyar, dan Kota Solo. Sementara 3 kabupaten lainnya berada di DIY, yakni Kabupaten Kulonprogo, Gunungkidul, dan Sleman.
Selain korban materiil, banjir dan tanah longsor tersebut juga menelan korban jiwa dan luka-luka. Wilayah terdampak yang paling parah di Jawa Tengah terdapat di Kabupaten Purworejo. Setidaknya disana terdapat 19 korban meninggal dunia, 8 warga luka-luka, serta 17 warga hilang dan belum ditemukan. Sementara kebutuhan korban yang belum terpenuhi terdapat 500 paket higienis, 400 paket peralatan sekolah, 980 kg beras, 150 kardus air mineral, dan kebutuhan pribadi lain. Untuk wilayah lain di Jawa Tengah mayoritas sama, yakni banjir merendam pemukiman warga dan area persawahan. Namun tidak dilaporkan adanya korban jiwa.
Sementara di wilayah DIY, daerah terdampak terluas terdapat di Kabupaten Kulonprogo. Banjir mengakibatkan tanggul di Kecamata Temon jebol, pemukiman penduduk tergenang air, termasuk pohon tumbang di daerah tugu Kuda Wates. Selain banjir, hujan lebat juga mengakibatkan tanah longsor di beberapa daerah di Kulonprogo. Terdapat 2 Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyakarat) di daerah kecamatan Samigaluh, Kulonprogo yang terendam lumpur. Selain itu bebarapa akses jalan juga terputus sakibat longsoran tanah dan genangan air.
Untuk wilayah kabupaten Gunungkidul hujan lebat mengakibatkan banjir setinggi 1 meter di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tanjungsari, serta genangan air di pemukiman penduduk daerah Kecamatan Saptosari, Gunungkidul. Sedangkan Kabupaten Bantul, wilayah terdampak adalah daerah persawahan dan beberapa pohon tumbang di jalan Palbapan, Bantul. Dari seluruh wilayah terdampak banjir dan tanah longsor di Daerah Istimewa Yogyakarta, tidak terdapat korban meninggal dunia ataupun hilang.
Respon MDMC di DIY
Mengetahui situasi yang sudah tergolong bencana alam dan berdampak langsung terhadap masyarakat, Muhammadiyah Disaster Manajemen Center (MDMC) sigap melakukan penanganan. Salah satunya adalah dengan terjun langsung di daerah terdampak banjir dan longsor di wilayah DIY dan Jawa tengah. Melalui koordinasi langsung dari MDMC Pusat, Indra selaku koordinator MDMC Pusat menggerakkan relawan Muhammadiyah di MDMC Wilayah DIY dan Jawa Tengah.
MDMC Wilayah DIY melakukan aksinya di Kabupaten Kulonprogo, mengingat disana menjadi wilayah terdampak terbesar di DIY. Karena tidak ada korban jiwa, MDMC membantu masyarakat dengan pemenuhan bahan pokok terlebih dahulu, seperti makanan yang dibarengi dengan tausyiah dan buka bersama. Alat-alat kebersihan dan paket higienis. Selain itu, relawan juga melakukan aksi bersih bersama pemukiman yang terendam banjir. Sementara warga yang rumahnya terendam banjir telah mengungsi dirumah saudaranya yang memang tidak terdampak banjir maupun tanah longsor.
Hal sama juga dilakukan dengan MDMC di wilayah Kabupaten Gunungkidul. Mengingat tidak ada korban jiwa, maka MDMC menyediakan bahan makanan dan melakukan aksi bersih bersama. Aksi tersebut dilakukan di pemukiman terdampak banjir, termasuk salah satu SMK di daerah Tanjungsari, Gunungkidul. Sementara di Bantul, karena banjir hanya menggenangi persawahan, maka MDMC tidak terjun secara langsung disana. Di wilayah DIY, seluruh relawan dan kegiatan kebencanaan hanya dipusatkan di Kabupaten Kulonprogo dan Kabupaten Gunungkidul.
Respon MDMC di Jawa Tengah
Di wilayah Jawa Tengah, MDMC Jateng ada 6 grup korwil eks karesidenan : Pati, Semarang, Kedu, Surakarta, Banyumas dan Pekalongan. Mulai Minggu malam (19/05) potensi relawan se eks karesidenan kedua dikerahkan diberangkatkan ke Purworejo di bawah koordinasi lapangan Widayat selaku ketua MDMC Purworejo yang mendirikan posko di kampus UM Purwrejo. Untuk bantuan dikerahkan dari Purworejo, sementara relawan Muhammadiyah dimobilisasi dari Magelang, Wonosobo dan Temanggung.
Di Kendal, MDMC membuka Dapur Umum aktivitas posko MDMC Kendal, suport untuk sahur 500 bungkus di ketapang kota kendal. Di Solo Aktivitas dapur umum di balai muhammadiyah solo malam ini, menyiapkan nasi bungkus untuk sahur para pengungsi. Di Banyumas warga yang di cover MDMC kebutuhannya yaitu; 1. Kec. Simpiuh 735 Jiwa; 2. Kec. Tambak 515 Jiwa. Di Purworejo warga yang saat ini di cover kebutuhannya oleh Muhammadiyah Disaster Management Center di Padukuhan Gebang Desa Wironatan Kec. Butuh 700 jiwa.
Di Kebumen, Relawan MDMC dan KOKAM melakukan evakuasi korban Longsor Desa Sampang , Pekumbang Semampir. Alhamdulillah berhasil mengevakuasi 2 Korban Yaitu Alm. Ibu Poniyem dan Alm. Bapak Satimun. Masih ada 4 Korban tertimbun yang akan di lanjutkan esok hari (Arif Nur Kholis/Sekretaris MDMC).