Revitalisasi Sekolah Mu’allimin, Perkuat Sinergi dan Akselerasi

Revitalisasi Sekolah Mu’allimin, Perkuat Sinergi dan Akselerasi

YOGYAKARTA, suaramuhammadiyah.id– Madrasah Mu’allimin Mauhammadiyah Yogyakarta merupakan salah satu sekolah tertua pencetak kader Muhammadiyah. Lembaga yang berada di bawah Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada tahun 1918. Di usia yang hampir mencapai satu abad, Mu’allimin dituntut untuk berbenah dan merevitalisasi diri.

Atas dasar itu, dilakukan beberapa perombakan direksi Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta untuk periode kepengurusan 2016-2020. Ali Aulia Lc MHum ditunjuk sebagai direktur, didampingi oleh tiga wakil direktur, masing-masing adalah M. Lailan Arqom MPd, M.Alfian Jafar MH, Dedik Fathul Anwar MPdI dan Nasyief Fairuza SHum.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah berharap supaya Madrasah Muhammadiyah kedepan mampu mengambil fungsi sebagai center of excellent, dan juga berperan sebagai pemasok pemikiran dalam proses memajukan bangsa. Mu’allimin menurut Haedar harus mampu mencetak kader yang berfikiran cerdas, kreatif, inovatif, serta menerapkan prinsip sedikit bicara dan banyak bekerja atau sederhana dalam ucapan dan hebat dalam berkarya.

“Bahwa pergantian Direksi Mu’allimin Muhammadiyah sebelum akhir periode akhir 2017, dilakukan dengan normal dan tidak ada masalah, tetapi dikarenakan Pak Asep Shalahuddin dkk memperoleh tugas untuk studi lanjut, dalam rangka revitalisasi dan pengembangan Mu’allimin ke depan sebagai pusat keunggulan sekolah kader. Regulasi pimpinan di AUM Muhammadiyah merupakan hal yang normal dalam konteks regulasi sistem sekaligus dinamisasi menghadapi tuntutan perkembangan,” ungkap Haedar Nashir.

Harapan terhadap kemajuan Mu’allimin kedepan juga datang dari Sekretaris PP Muhammadiyah yang juga Ketua BPH Madrasah Mu’allimin Yogyakarta Dr Agung Danarto MAg. “Jabatan di Muhammadiyah bukan untuk dinikmati, melainkan sebagai wadah dalam meraih sebuah prestasi dan gagasan-gagasan baru. Melalui revitalisasi jabatan ini diharapkan dapat membawa Madrasah Mu’allimin Yogyakarta menjadi lebih baik,” tutur Agung.

Sementara itu, Ali Aulia menyatakan bahwa pihaknya kedepan akan melakukan revitalisasi dan melanjutkan visi Mu’allimin kedepan. “Empat tahun yang akan datang, yang akan kami lakukan sebenarnya bagian dari kelanjutan kepemimpinan sebelumnya, karena pada hakekatnya kita telah mempunyai rencana pengembangannya sampai 2020 yaitu Mu’allimin Quantum Changing to be Better dengan  membangun budaya Islami yang ber-kemuhammadiyahan, Qur’ani dan Intelek,” ulas Ali Aulia kepada suaramuhammadiyah.id, Senin (20/6).

“Harapannya, kedepan Mu’allimin berdaya saing dengan sinergi dan akselerasi. Sinergi dan akselerasi adalah sesuatu yang mau tidak mau, karena kita tidak hidup dalam kehampaan sendiri. Kita hidup dengan stakeholder  madrasah dan masyarakat sekitar madrasah. Sedangkan kalau mau maju kita harus melakukan akselerasi. Semua dengan semangat sinergi dan akselerasi,” ungkapnya.

Visi utama Madrasah Mu’allimin Yogyakarta yaitu mencetak ulama, pendidik, dan pemimpin. “Kedepan, kami akan siap menerima 6.000 calon siswa baru. Selain unggul dalam hal kuantitas, pastinya kualitas turut menjadi perhatian utama,” ujar Ali

Dalam rangka mencapai visi tersebut, Ali Aulia memaparkan tiga prioritas utama kepemimpinan kedepan. Pertama, melakukan integrasi ke dalam dengan mensinergikan potensi internal Mu’allimin dalam bingkai budaya kerja aktif dan memaksimalkan potensi dan keunggulan Mu’allimin. “Kita punya banyak pakar. Pakar Aqidah, Fikih, Hadits dan lainnya,” ujarnya.

Kedua, peguatan sumber daya manusia dan profesionalisme kerja yang transparan, akuntabel sesuai dengan prinsip tata kelola yang baik. Dengan iklim kerja yang demikian, harapannya semua memiliki kesempatan yang sama, ta’aruf, tasabuq dan tanafus. Yang dikembangkan adalah rasa persaudaraan (muakha`). Ketiga, melakukan evaluasi dan revitalisasi asrama (Ribas/Nisa).

Exit mobile version