SUMATERA UTARA, suaramuhammadiyah.id- Dalam rangka syiar Ramadhan 1437 H, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara kembali menggelar acara pengajian. Kegiatan rutinitas tahunan PW Muhammadiyah Sumatera Utara tahun ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Binjai yang berlokasi di kwala madu Langkat Binjai. Pengajian bertajuk Pengkajian Takhasus Ramadhan 1437 H diikuti oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah se Sumatera Utara, Ortom tingkat Wilayah dan PCM di lingkungan PDM Binjai.
Dalam sesi acara pembukaan dr Zulkarnain Tala sebagai tuan rumah tempat acara digelar menyatakan rasa syukurnya Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Kwala Madu dipercaya sebagai tuan rumah. Mengingat acara yang digelar tingkat Wilayah dan pesertanya PDM PDM se Sumatera Utara.
Pengajian yang digelar 2 hari ini dibuka oleh Prof Dr Ibrahim Gultom MPd, salah seorang unsur PW Muhammadiyah Sumatera Utara. Beliau antara lain menggambarkan situasi dan kondisi NKRI yang menghendaki seluruh perhatian lapisan masyarakat. Banyak kegiatan-kegiatan yang bertujuan memecah belah umat, memancing emosional umat dlsbnya.
PW Muhammadiyah Sumatera Utara melalui panitia membagikan makalah bahan-bahan pengajian ramadhan PP Muhammadiyah seperti Negara Pancasila sebagai Dar al ‘ahdi: Perspektif Politik tulisan Hajriyanto Y. Thohari. Pancasila:Dari Kelahiran Rumusan Konsep,Proses Menuju Dan Menjadi Dasar Negara tulisan Dr Anhar Gonggong. Pokok Pikiran: Nilai Ketuhanan Dalam Kehidupan Bernegara tulisan Prof Abdul Munir Mulkhan. Transformasi Nilai Ketuhanan (Keislaman) Dalam Kehidupan Bernegara tulisan Prof Al Yasa’ Abubakar dan Nilai Nilai Pancasila Dalam Pandangan Islam tulisan buya Ahmad Syafii Maarif.
Kegiatan qiyamul lail dipandu oleh Ustadz Irwan syahputra, MA. Hari kedua Dialog Sunni dan Syiah menampilkan pembicara Dina Y.Sulaeman, kandidat Doktor hubungan internasional Unpad, Direktur Indonesia Center for Middle East Studies (ICMES) dengan makalah Isu Sunni-Syiah dalam Perspektif Geopolitik Timur Tengah. Abdullah Beik, Lc,MA dengan makalah Ringkasan Isu-isu Sunni-Syiah Kontemporer di Indonesia. Mereka dari IKMAL (Ikatan Keluarga Mahasiswa Alumni Musthofa). Satu perguruan tinggi di IRAN. Pembanding Dr Ardiansyah MA dari Aliansi Nasional Anti Syiah (ANAS). Beliau juga Dosen Hadits Fakultas Syariah UIN SU, Sekretaris Umum MUI Sumatera Utara dan Direktur PTKU MUI Sumatera Utara.
Acara yang dipandu Dr Muhammad Qarib MA diawali dengan kata pengantar yang disampaikan oleh Prof Dr Hasyimsyah ketua PW Muhammadiyah Sumatera Utara yang mengutip ayat al quran surat Al Baqarah ayat 30, yang antara lain menguraikan bahwa meski Firman Allah swt sekalipun masih ada kesempatan dialog dengan makhluk-Nya.
Irwan Syahputra, Sekretaris PWM Sumatera Utara ketika dikonfirmasi alasan mengapa Kajian PW Muhammadiyah Sumatera Utara mengambil topik Dialog Sunni Syiah, Beliau menjawab bahwa hal itu untuk mempertegas keputusan tarjih perihal sikap Muhammadiyah terhadap Syiah. Sekaligus memberikan pencerahan kepada peserta mengingat nara sumber adalah mereka yang berkompeten.
Acara Pengkajian Takhasus PW Sumatera Utara ditutup oleh Drs Ibrahim Sakty Batubara, MAP mantan anggota DPRD Propinsi Sumatera Utara dari fraksi PAN, unsur ketua PWM SU antara lain menguraikan kewajiban Muhammadiyah beserta seluruh jajarannya mengawasi jalannya pemerintahan karena adanya berbagai fihak yang menghendaki UUD 1945 kembali di amandemen. “Sebagai kader persyarikatan, apa yang dilakukan Amien Rais sebagai Bapak Reformasi perlu kita kawal. Beliau juga berharap sebagai Pimpinan harus memiliki kelebihan dibanding para anggota,” ujarnya (Fuad Binjai).