SUMBAR, suaramuhammadiyah.id– Tebentuknya putra-putri yang berakhlakul karimah dan menjalankan ajaran agama dengan baik merupakan tujuan dari perkaderan. Hal itu disampaikan Ketua PDM Pasaman Barat Syamsir Alam dalam penyampaian materi Darul Aqram Nasyiatul Aisyiyah (DANA) I Angkatan I Kabupaten Pasaman Barat Jumat, (17/6) di MTs Muhammadiyah Talu, Kecamatan Talamau.
“Pengkaderan merupakan wujud dari membangun kekuatan Muhammadiyah beserta ortomnya agar terbentuknya generasi yang memahami tujuan persyarikatan dan mengamalkan ajaran Al- Quran dan Sunahnya,” kata Ketua PDM ini.
Ditegaskannya dalam pengkaderan ini, sebagai putri Islam harus memahami seperti apa itu Muhammadiyah dan Nasyiatul Aisyiyah itu sendiri, dan seperti apa nilai-nilai keislaman yang terkandung dalam persyarikatan, baik dari segi beribadah, berpakaian, bergaul, keseharian hidupnya, maupun makan dan minum yang condong ke cerminan etika muslimnya.
“Kehidupan keseharian orang Muhammadiyah tidaklah sama dengan orang muslim non Muhammadiyah baik cara berhijab bagi yang perempuannya yang terpenting berwawasan islami dan tidak kosong, ” imbuhnya
Dibacakan surat Ash-Shaff ayat 14 yang diterjemahkan berbunyi ; “Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah sebagaimana Isa ibnu Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?” Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: “Kamilah penolong-penolong agama Allah”, lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan lain kafir; maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang,”.
Dalam pengkaderan Nasyiatul Asyiyah ini Syamsir juga menjelaskan tentang filosofi Muhammadiyah secara singkat. Tentang kata “muhammad” tentu kita semua sudah mengetahuinya dengan baik ini adalah nama seseorang yang menjadi utusan Allah SWT bagi seluruh umat manusia, sementara “yah” yang dinisbahkan kepada sesuatu berati mengikuti jalan Nabi Muhammad SAW dan digabungkan menjadi Muhammadiyah
Kalau begitu, maka bukankah semua orang Islam berarti “Muhammadiyah” jawabannya bisa ya dan tidak. Bergantung bagaimana kita memaknai Muhammadiyah ini, jika dari segi bahasa, jelaslah bahwa seluruh kaum muslimin seharusnya Muhammadiyah. Karena setiap muslim dituntut untuk mengikuti jejak (ittiba) Nabi Muhammad SAW. Tetapi dilihat dari segi istilah, maka tentu tidak semua muslim adalah Muhammadiyah. “Setiap orang islam pengikut Nabi Muhammad, ini belum tentu Muhammadiyah,” terangnya.
Panitia menyampaikan sebanyak 50 orang peserta yang mengikuti pengkaderan ini yang tersebar dari berbagai Cabang dan Ranting-ranting Muhammadiayah. Semua ortom Muhammadiyah ikut dalam menyukseskan acara ini, sehingga acara yang pertama kali dilakukan di Pasaman Barat berjalan sukses. “Pengkaderan DANA ini merupakan pertamakali dilakukan di Pasaman Barat, ” kata ketua Pemuda Muhammadiyah Ade Herdiwasyah Bersama Alharis jelang waktu berbuka puasa bersama kader (Novia Anizar).