ENREKANG, suaramuhammadiyah.id– Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) Kab. Enrekang menggelar Musyawarah Cabang Ke-13 di Gedung UPTD SKB Batili Enrekang, Ahad (19/6). Muscab ke-13 dirangkaikan dengan Tabligh Akbar mengangkat tema “Upgrading Spirit Keilmuan Kader Ikatan Untuk Islam Berkemajuan.”
“Musyawarah cabang bukan hanya sekedar acara seremoni yang bertujuan untuk memilih pimpinan yang baru tapi bagaimana kita bisa melahirkan spirit keilmuan kader ikatan. Spirit keilmuan kader bukan skedar pada tataran intelektual saja melaikan spirtual dan humanitas juga harus menjadi prioritas,” ujar Akbar selaku Ketua DPD IMM Sulawesi Selatan.
Dalam rangka mewujudkan kader intelektual sebagaimana harapan dari trilogy dan trikompetensi dasar IMM, maka mutlak harus diperbanyak kajian dan diskusi. “Langkah konkrit dalam mewujudkan kader Intelektual adalah dengan cara menggiatkan pengkajian pada tingkat komisariat,” ungkap Akbar.
Akbar menjelaskan bahwa Sekolah Paradigma yang pernah digagas oleh seluruh Kabid Keilmuan PC IMM Se Sulawesi Selatan di Enrekang dapat menjadi wadah untuk kader-kader IMM untuk mengasah intelektualnya.
Muhammad Hamka Ketua PC IMM Enrekang yang akan dimisioner berharap kedepan bahwa IMM harus menjadi kiblat organisasi khususnya di kabupaten Enrekang. IMM Enrekang kedepan lebih memperhatikan bagaimana meningkatkan kualitas kader-kadernya sehingga IMM Enrekang dapat menjadi contoh bagi organisasi lain.
“Semua OKP adalah mitra dalam bergerak tapi ketika mereka mencoba mnghalangi gerakan IMM, maka sudah sepantasnya kader IMM tidak perlu gentar dan jagan takut untuk memprjuangkan gerakan IMM,” ujar Hamka.
Drs Mardan, Ketua PD Muhammadiyah Enrekang berpesan kepada kader IMM Se Kabupaten Enrekang bahwa kader Muhammadiyah memiliki kesempatan untuk berkarya lewat IMM. “IMM merupakan salah satu ortom yang paling sentral dalam melahirkan kader-kader yang cerdas secara intelektual, spiritual dan humanis,” ujar Mardan.
Mardan menjelaskan bahwa menjadi pimpinan di IMM haruslah dapat menjadi teladan dimanapun ia berada, sehingga disetiap ide dan aksinya senantiasa sejalan dengan ideologi Muhammadiyah. Menjadi pimpinan juga haruslah ikhlas berkorban, menjadi panutan dan tertib dalam ibadah (Ilham Kamba).