YOGYAKARTA, suaramuhammadiyah.id– Bertepatan dengan 21 Ramadhan 1437 H/26 Juni 2016, Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar pelatihan kepenulisan yang dikemas dengan konsep i’tikaf jurnalistik. Kegiatan yang bekerjasama dengan Koordinator Komisariat (Korkom) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Universitas Ahamad Dahlan (UAD) itu mengusung tema “Dakwah bil Kitabah”.
Pesantren Jurnalistik Ramadhan: Dakwah Harus Ditopang Media
Kegiatan yang berlangsung di aula Gedung PWM DIY ini membahas beberapa materi penting terkait dengan jurnalistik dan dunia tulis-menulis. Di antaranya tentang tulisan hard and straight news, feature, fotografi jurnalistik, serta materi menulis artikel dan resensi d media massa. Acara yang berlangsung mulai pagi hingga waktu berbuka ini diikuti oleh 50 peserta, perwakilan dari MPI PDM se-DIY, utusan majelis/lembaga PWM DIY, serta organisasi otonom tingkat wilayah.
WORKSHOP JURNALISTIK DI BUMI BANUA
Muhammad Aziz yang mewakili PWM DIY, dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan I’tikaf Ramadhan yang diinisiasi oleh MPI. “Kita tidak perlu mempermasalahkan istilah iktikaf jurnalistik ini, yang penting niatkan ibadah di bulan puasa ramadan ini untuk mendorong kader-kader Muhammadiyah belajar tentang jurnalisme yang baik sehingga diharapkan akan lahir para jurnalis Muhammadiyah yang dapat berdakwah dengan tulisan dan menyebarkan kebaikan,” ungkapnya.
Ketua MPI PWM DIY, Dr H Robby Abror MHum mengingatkan bahwa bulan Ramadan ini merupakan momentum yang tepat untuk meningkatkan amal ibadah terutama dalam hal dunia tulis-menulis. Oleh sebab itu, ia menganggap penting untuk mengadakan pelatihan menulis yang dibingkai menjadi I’tikaf Jurnalistik Da’wah bil Kitabah. “Saat puasa ramadan, tidurnya saja berpahala, apalagi tidak tidur. Maksudnya betapa mulianya orang-orang yang berpuasa dan mampu mengisi waktunya dengan membaca dan menulis,” kata dosen UIN Sunan Kalijaga ini.
Memperkuat Pasukan Dakwah Udara dan Kopi Darat Pengelola Radio Muhammadiyah
“Setiap kita adalah da’i, apapun profesi kita. Karena itu, setiap dai tidak hanya harus fasih dalam melaksanakan dakwah bil lisan berupa tabligh, tadris dan ta’lim, namun juga da’wah bil hal sebagaimana pesan Nabi Muhammad saw, lisanul hal afsahu min lisanil maqal yang artinya perilaku konkret kita lebih utama daripada sekadar kata-kata. Dan tidak kalah pentingnya da’wah bil kitabah yakni berdakwah berbasis tulisan. Sudah saatnya kita peduli dan ikut menyebarkan berita, kabar dan fakta secara jujur dan terbuka melalui tulisan. Berdakwah dengan cara menulis sudah bagian dari keharusan bagi muballigh ataupun aktivis dakwah bahkan bagi seorang jurnalis itu sendiri. Mewartakan berita harus mengindahkan kaidah tabayun atau klarifikasi sehingga tidak melahirkan fitnah dan benturan yang tidak perlu,” urainya.
SMK Muhammadiyah Lebaksiu Gelar Training Khusus untuk Guru
Salah seorang narasumber, Gibran membahas materi “Fotografi Jurnalistik” mengungkapkan tentang pentingnya pemahaman terhadap jurnalisme warga. Melalui citizen journalism, warga masyarakat berperan aktif menyebarkan berita, meskipun bukan seorang wartawan, tetapi mau melakukan pengumpulan data dan melaporkannya. Menurut Gibran, fotografi jurnalistik yang estetis harus mengindahkan kaidah-kaidah fotografi yaitu exposure, depth of field, lensa dan komposisi.
Selain Robby Abror dan Gibran, acara yang disiarkan oleh ADiTV dan TVMu itu menghadirkan beberapa narasumber berkompeten. Di antaranya Heru Prasetyo yang membawakan materi “Penulisan Straigh News”, Prayudha yang mengisi tentang “Penulisan Feature”, dan Sucipto (Ribas).