LAMONGAN. suaramuhammadiyah.id-Baitul Arqom yang berlangsung pada tanggal 25-26 Juni 2016 oleh PC Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kecamatan Laren Lamongan mengambil tema yang sangat strategis yaitu “Pengembangan Kader cabang dan ranting sebagai ujung tombak gerakan pelajar berkemajuan”. Kegiatan Baitul Arqom tahun ini dipusatkan di gedung MTS Muhammadiyah 14 Laren.
Acara yang dihadiri 50 kader IPM dari berbagai desa di Laren ini cukup dinamis dengan pemantik dari berbagai narasumber. Menurut Wafiq, Ketua umum PC IPM Laren, BA ini menjadi awal pengembangan kapasitas intelektual dan komitmen kader-kader IPM yang ada di cabang Laren. Pelatihan ini juga dapat menggali kembali potensi-pontensi para kader IPM yang ada di cabang Laren, setelah sekian lama mengalami kefakuman. “Sangat perlu kembali dilakukan revitalisasi kader,” tambah Wafiq.
Materi yang disampaikan antara lain adalah Kemuhammadiyahan dan Al Islam oleh Ketua Majelis Tabligh PDM Lamongan Masro’in Assafani, MA; Sarasehan ipmawati dengan pemateri dari PCA Laren Siti Hidayah, SPdI; Motivasi dan Sarasehan Pelajar pada era globalisasi yang disampaikan David Efendi dari MPI PP Muhammadiyah. Setelah itu juga dilanjutkan materi pelajar berkemajuan yang disampaikan oleh Ipmawan Irvan Syaifullah Sekretaris Umum PD IPM Lamongan.
Menurut Syaifullah, kegiatan Baitul Arqom kader setidaknya difokuskan pada tiga hal utama. Yaitu pertama, membentuk kesadaran perjuangan yang dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi dan sosial kemasyarakatan; kedua, menumbuhkan loyalitas atas kader terhadap ikatan dan persyarikatan; ketiga, memperkuat barisan dakwah IPM dengan kembali menunjukkan kader IPM yang sebenar-benarnya.
Senada dengan Ipmawan Syaifullah, salah satu alumni ketua PP IRM yang juga berasal dari Laren, David Efendi mengungkapkan perlunya menggali kekuatan yang ada di organisasi pelajar Muhammadiyah. Seperti mantra 3 sukses: sukses berorganisasi, sukses belajar dan sukses beribadah merupakan kekuatan maha dahsyat untuk memajukan kader Muhammadiyah. “Ketiga komitmen kader tersebut dapat digubah dengan spirit pembaharuan yaitu berkemajuan di bidang ilmu pengetahuan, berkemajuan dibidang kepemimpinan, dan berkemajuan di bidang pemikiran dan praktik keagamaan,” ungkap David Efendi yang juga menjadi pengurus MPI pusat.
Penguasaan pengetahuan dan teknologi informasi harus dimulai dari kekuatan tradisi Literasi di lapangan pelajar. Tanpa itu, ummat Islam hanya menjadi obyek dari tatanan global dan hanya menjadi barisan yang menderita kekalahan. Untuk praktik keagamaan, seharusnya mencerminkan gagasan islam Muhammadiyah. Dalam hal keorganisasian, perlu sekali kader pelajar memupuk karakter militan dan lebih giat lagi dalam mengelola organisasi untuk lebih dapat diperhitungkan di skala nasional maupun panggung internasional. Banyak gagasan luar biasa seperti “Gerakan Iqra” di IPM perlu ditunjukkan ke dunia luar.
“Sikap ini perlu agar kader IPM tidak gampang terombang-ambing oleh ideologi lain,” pungkas David (D/ed-Th).