Sekarang ini bangsa kita tidak lagi hidup dengan tenang, rukun, aman, makmur. Beberapa fenomena suram dan kelam dapat kita saksikan di tengah-tengah masyarakat. Mari kita daftar beberapa fenomena suram berikut ini: Sesama anggota masyarakat tidak lagi saling menolong. Yang pintar tidak mengajari yang bodoh. Yang kaya tidak membantu yang miskin. Yang kuat tidak menolong yang lemah. Yang miskin, lemah dan bodoh tidak lagi mendo’akan yang kaya, kuat dan pintar. Kesalahfahaman sudah sulit dijernihkan. Konflik tidak segera dapat diatasi. Yang bengkok tidak gampang diluruskan, yang kusut tidak mudah diselesaikan.
Partai-partai politik banyak yang pecah, ormas banyak yang membelah diri, induk olahraga sepakbola yang pada awal dibentuk di Indonesia adalah dengan semangat untuk mempersatukan bangsa, saat ini malah menjadi sarana untuk saling bertikai. Elitenya bertikai suporternya tawuran di lapangan. Tidak ada prestasi yang bisa dibanggakan.
Bangsa ini seperti sedang kena penyakit sosial. Marah lebih didahulukan daripada maaf. Kebencian mengalahkan rasa sayang. Rasa aman berubah menjadi ketakutan, kemakmuran berganti dengan kemelaratan. Kecurigaan, kesalahfahaman, kebencian berkembang menjadi konflik berkepanjangan dan permusuhan.
Apalagi belakangan ini, saat dunia barat sedang memproklamirkan perang dengan teroris. Yang karena memang ada yang kesalahkaprahan penduduk dunia barat dalam melihat Islam, stigma teroris selalu dialamatkan kepada sebagian umat Islam, bahkan oleh pihak-pihak tertentu dialamatkan juga kepada Islam itu sendiri.
Sekalipun umat Islam di mana-mana di seluruh dunia sudah mengutuk teror yang biadab yang tidak mengenal belas kasih itu, dan sekalipun keterlibatan umat Islam dalam peristiswa itu tidak pernah dibuktikan dengan jelas, tetapi stigma teroris dan suka kekerasan tetap dialamatkan kepada umat Islam.
Apalagi saat ini Eropa dan dunia barat sedang resah akibat adanya banjir pengungsi dari negara-negara timur tengah yang notabenenya mayoritasnya beragama Islam. Krisis dan perang saudara di Libia, Irak, Yaman, Mesir, dan terutama Suriah telah memaksa sebagian besar rakyat di negara-negara itu mengungsi mencari tempat yang aman.
Dan sebagain besar dari mereka mencari tempat aman itu di dataran Eropa yang secara kultur dan agama cukup berbeda. Sehingga kerawanan sosial bisa terjadi di sana, apalagi juga ada pihak ketiga yang terus mengail di air keruh. Memperburuk citra Islam di mata dunia.
Masyarakat dunia saat ini dapat dikatakan juga sedang mengalami krisis rasa aman dan damai. Hal ini dapat kita lihat dan kita rasakan sendiri saat di bandara-bandara international (kadang juga di bandara domestik). Pemeriksaan yang dilakukan oleh para petugas keamanan terasa sangat berlebihan dan kadang sangat merepotkan dan menjengkelkan. Pemeriksaan yang berlebihan itu adalah untuk menebus dan menghadirkan rasa aman.
Bahkan di beberapa negara, orang yang mempunyai ciri-ciri tertentu dan nama-nama tertentu, yang identik dengan Islam mendapatkan pengawasan dan tindakan yang berlebihan.
Belum lagi tindak kekerasan yang terjadi di tengah-tengah dan oleh anggota masyarakat kita sendiri. Tawuran, pembunuhan, penjarahan, bahkan pemerkosaan yang luar biasa sadis telah menjadi suatu peristiwa biasa karena sangat seringnya hal itu terjadi.
Alhasil, sekarang ini kita paling merasakan telah hilangnya rasa aman dan kedamaian di negara kita, padahal mayoritas kita adalah kaum Muslimin yang sudah tentu memahami dengan baik bahwa Islam adalah agama yang paling di depan mengajarkan kedamaian.