MALANG, suaramuhammadiyah.id— Pertemuan intelektual muda Muhammadiyah penting diadakan sebagai wadah pengembangan pemikiran anak-anak muda persyarikatan. Tidak sekedar berkumpul, pertemuan ini diharapkan mampu membangun dan memotivasi generasi muda untuk merancang masa depan. Hal itu disampaikan Dr Haedar Nashir Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah saat membuka Tadarus Pemikiran Islam 2016, Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah (JIMM) di Universitas Muhammadiyah Malang, Rabu (29/6).
“Karena itu saya mendukung pertemuan rutin JIMM ini, diselenggarakan tiap tahun,” imbuhnya.
Menurut Haedar, penting memberi wadah yang luas kepada anak muda, karena biasanya dari anak muda lahir inovasi baru, pembaharuan. KH Ahmad Dahlan, Haedar mencontohkan, adalah salah satu sosok inspiratif yang melakukan pembaharuan pada usia muda.
Diusinya yang muda kisaran 20 atau 21 tahun, cerita Haedar, Dahlan muda sudah memulai melakukan perubahan. Upaya itu, di kemudian hari melahirkan isntitusi modern organisasi Muhammadiyah, dan malahirkan gerakkan perempuan yang bernama Aisyiyah.
Hebatnya, kata Haedar, Ahmad Dahlan adalah lulusan Timur Tengah, tapi pemikiranya sangat moderat dan modern bahkan sangat pro gender. “Saya kira anak muda Muhammadiyah harus berkaca pada Dahlan dan harus melahiran inovasi baru, syukur melampauinya,” pungkasnya (gsh).