Khotbah Idul Fitri Ketum PP Muhammadiyah: Pelaku Gila Kolektif Merasa Dirinya Waras

Khotbah Idul Fitri Ketum PP Muhammadiyah: Pelaku Gila Kolektif Merasa Dirinya Waras

YOGYAKARTA, suaramuhammadiyah.id ,- Dunia medsos (media sosial) kian menambah tergerusnya keadaban publik. Orang mudah sekali marah, menghasut, terhasut, berkata kasar, kotor, narsis, dan buruk kata. Demikian Ketua Umum Pimpinan Pusat (Ketum PP) Muhammadiyah Dr H Haedar Nashir dalam khotbah Idul Fitri di Alun-Alun Utara Yogyakarta, 6 Juli 2016.

Menurut Haedar. sifat tabayun, santun, dan lembut hati seolah menjadi barang langka di dunia virtual yang masif itu. Psikologi massa dunia medsos yang cenderung liar itu menurut para sosiolog posmodern disebut sebagai social madness, yakni suatu kegilaan kolektif ynng para aktornya justru merasa waras. \

Di antara warga bangsa, menurut Haedar,   juga kehilangan kepekaan, pemihakan, kepedulian, empati, dan sikap saling berbagi terhadap mereka yang nasibnya malang dan menderita. Sebagian elite dalam mengemban amanat sekadar formalitas dan mereka mengidap penyakit tamak hingga lalai mengurus rakyat.

“Narkoba, kriminalitas, dan kekerasan masih mewarnai kehidupan sosial di banyak tempat, yang kondisinya berada di garis merah. Termasuk kekerasn terhadap anak dan perempuan yang sangat memprihatinkan” kata Ketum PP Muhammadiyah.

Politik cenderung liberal hingga marak politik uang dan anarkisme. Atasnama kebebasan, menurut Haedar, segala hal boleh dilakukan seperti tuntutan hak kaum lesbi, gay, dan biseksual yang dapat merendahkan martabat bangsa.

Sikap negatif seperti itu, menurut Ketum PP Muhammadiyah, mekar karena nilai-nilai agama dan budaya luhur bangsa terpinggirkan dari kehidupan.  Agama sekadar ritual dan seremonial belaka. Budaya luhur pun hanya dijadikan simbol kebanggan semata.

“Mudah-mudahan kaum Muslimun di negeri ini,  terbebaskan dari hal-hal buruk semacam itu, sebaliknya menjadi teladan terbaik dalam mewujudkan perilaku bertakwa bagi kehidupan pribadi, keluarga, bermasyarakat, dan berbangsa” harap Haedar (le).

Exit mobile version