Oleh: ImamRobandi
Memang, hari lebaran ke-4, July 9 2016, saya termasuk “bejo”, karena cita-cita saya sejak lama baru tercapai, sungguh alhamdulillah. Menikmati udara segar di ketinggian 1900 meter di atas permukaan air laut di Taman Wisata Kaligua, Lereng Barat Mt Slamet, di Kab Brebes, Jawa Tengah. Memang sengaja apa tidak, saya diguide oleh 4 orang penting, Kyai Rozak PDM Brebes, P Jono Vice Direktur PTPN, p Haru Dinas Pariwisata, p Sutrisno Direktur Pemasaran Wisata Kaligua, pendek kata komplit -plit. Saya benar-benar tidak tahu, sudah dipersiapkan sebelumnya atau 100% kebetulan. Sehari menjadi tourist spesial, jalan kaki mengitari kebun teh, lumayan kaki pegel semua, dan setelah itu “nasi goreng hijau” menjadi bonus terakhir saya.
Bercerita keindahan alam kebun teh Kaligua di lereng Jabal Salamat itu tidak akan selesai dalam satu-dua lembar, dan malah dapat menjadi satu buku sendiri. Apalagi hampir setiap jepretan “nikon” yang saya bawa selalu memancing untuk menjepret sudut yang lain berikutnya. Perpaduan pucuk pohon teh yang hijau mengkilap, kabut yang mulai turun, gunung Slamet yang gagah menjulang, aroma rerumputan, suara gemericik air di sana-sini, dan udara segar 15 derajat celcius membuat integrasi rasa menjadi di titik maksimal.
Ini adalah hamparan kebun teh yang paling panoramik yang pernah saya lihat di tanah air. Kontur tanah yang berkelok, dingin yang menyengat kulit, dan sesekali ada aroma cemara membuat saya teringat lembah Hiruzen di perbatasan Tottori-ken dan Okayama-ken di musim ‘haru’. Tidak terasa 8 jam saya di tempat yang sangat elok itu, bersama ribuan wisatawan untuk menikmati karunia Tuhan yang disediakan untuk ummat manusia. ‘Subarashii’.
Tea Park, “Kaligua”, semoga suatu saat saya dan kawan-kawan dapat ke sana kembali. Untuk menghirup kesegaran, untuk menghisap kedamaian, dan untuk merasakan ketentraman, dan juga untuk sementara terhindar dari kemacetan dan kegaduhan.