SURAKARTA, suaramuhammadiyah.id —Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (HW) dibangkitkan kembali oleh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah pada 18 November 1999 dengan tugas untuk membina, mendidik, dan mengasuh anak-anak, remaja, dan pemuda. Hal itu disampaikan Uun Harun Syamsuddin Ketua Kwartir Pusat HW melalui sambutanya pada pembukaan Muktamar HW ke-3 di Surakarta, Rabu (13/7).
Tugas mulia itu, sambungya, dijalankan dengan dasar tauhid, akhlak mulia, ibadah sesuai tuntunan Rasullah, dan bermuamalah sesuai ajaran Islam. “Melalui tugas itu, diharapkan lahir kader umat, kader bangsa dan Negara, dan kader persyarikatan Muhammadiyah”, terang Uun.
Menurut Uun, dibangkitkanya kembali HW dikarenakan pula PP Muhammadiyah yakin bahwa gerakan kepanduan ini merupakan alat perkaderan yang efektif. “Karena itu kami menyadari tugas mulia ini tidak ringan, banyak rintangan yang menghadang, tetapi kami bertekad melaksanakannya dengan gembira”, ucapnya.
Melalui sambutanya yang singkat, Uun menegaskan HW harus mereaktualisasi keberhasilan melahirkan kader yang soleh seperti Jendral Besar Soedirman. Sebagaimana firman Allah, lanjutnya, hanya yang solehlah yang berhak mewarisi bumi ini.
Uun menambahkan, bumi ini, terutama Negara kesatuan republik Indonesia sebagai darul ahdi wa syahadah, akan rusak jika pengelolaannya tidak amanah, berpaling dari ajaran Allah yang sesungguhnya, serta mengabaikan undang-undang sebagai pedoman bernegara dan bermasyarakat.
“Bersama Muktamar ke-3 yang bertemakan mewujudkan kepanduan yang berkahlak dan berkemajuan, HW memantapkan diri untuk mengemban tugas mulia ini. Sekali jalan sudah kita pilih, tak akan kita balik,” seru Uun (gsh).