SEMARANG, suaramuhammadiyah.id,-Sudah menjadi tradisi bagi umat muslim di Indonesia, momen hari raya Idul Fitri pada bulan Syawal dimanfaatkan sebagai ajang menyambung silaturahim dan memupuk hubungan kekeluargaan. Tak hanya dengan keluarga terdekat yang ditandai dengan ritual mudik, namun juga silaturahim kelembagaan di instansi-instansi, yang dikenal dengan nama halal bi halal. Bulan Syawal menjadi bulan untuk merayakan kemenangan dan keberhasilan menjalani ibadah Ramadhan dengan kembali menjadi manusia yang fitri, suci dari dosa dan kesalahan, pada Tuhan dan sesama manusia.
Baca: UNIMUS Gelar MTQ KE-6
Menyadari kenyataan itu, segenap keluarga besar Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) menggelar silaturahim halal bi halal bagi seluruh civitas akademika pada Rabu (13/7) lalu. Kegiatan yang berpusat di Masjid at-Taqwa Unimus ini dihadiri oleh perwakilan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Badan Pembina Harian (BPH) dan unsur pimpinan Unimus, Rektor Unimus Prof Dr Masrukhi MPd, serta para dosen dan karyawan. Turut hadir dalam kegiatan tersebut, mantan Rektor Unimus Prof Dr Djamaluddin Darwis MA.
Sekretris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr Abdul Mu’ti MEd didaulat untuk menyampaikan materi pengajian halal bi halal yang bertema “Menjalin ukhuwah, menguatkan kelembagaan Unimus”.
Abdul Mu’ti menyatakan bahwa momentum Idul Fitri harus dimanfaatkan untuk merajut hubungan sosial yang lebih baik. Idul Fitri diharapkan menjadi momen rekonsiliasi untuk membuat kehidupan manusia yang telah menjalani puasa Ramadhan jauh lebih baik dari sebelumnya. Ied al-Fitr berarti kembali kepada fitrah, secara bahasa kultural dapat diartikan mudik (kembali). Mudik memiliki bentuk yang beragam, mulai dari mudik spiritual, kultural, intelektual, dan professional.
Baca: Kader IMM UHAMKA Berikan Kuliah Tamu di UNIMUS
Menurutnya, secara spiritual, dengan Idul Fitri ini manusia kembali ke keadaan suci. Secara kultural, melalui idul fitri ini diharapkan akan mendorong tiap individu dapat kembali membangun relasi sosial yang baik dengan keluarga, masyarakat dan sejawat.
Mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah itu mengutip hadis tentang keutamaan silaturahim. “Barangsiapa yang senang diluaskan rizqinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi.” Dalam hadis lain dikatakan, “Ada tiga golongan orang yang masuk surga tanpa dihisab, yaitu orang yang suka memberi kepada orang yang tidak suka memberi; menyambungkan kembali persaudaraan yang telah diputus; dan memaafkan orang yang pernah berbuat zalim kepada kita,” kata Sekum PP Muhammadiyah (Ribas).