SULSEL-Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Selatan, Prof Ambo Asse mengharapkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) harus bisa menjadi pengayom bagi semua golongan umat Islam. Lembaga yang didirikan pada 7 Rajab 1395 H/26 Juli 1975 di Jakarta menjadi wadah yang menghimpun para ulama, zuama dan cendekiawan muslim Indonesia untuk menyatukan gerak dan langkah-langkah umat Islam Indonesia dalam mewujudkan cita-cita bersama.
“MUI harus mampu menjadi payung besar bagi umat Islam, tidak menonjol kepada kelompok-kelompok tertentu sehingga MUI bisa menjadi penengah dan pengayom bagi semua umat Islam dari kelompok manapun yang ada khususnya di Sulsel,” ujar Ambo Sabtu (16/7).
Hal itu dikatakan Ambo Asse dalam menanggapi perhelatan Musyawarah Daerah (Musda) Ke-VII Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan yang akan di digelar pada 30-31 Juli 2016 di Hotel Four Points Sheraton Makassar. Prof Ambo Asse, MAg mengatakan bahwa MUI sebagai sebuah lembaga ulama harus bisa menjadi payung besar umat Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara khususnya di Sulsel, dan di Indonesia pada umumnya.
Guru Besar Ilmu Al-Qur’an itu juga berharap kedepan agar MUI bisa lebih mengarahkan, membina, serta membimbing umat dalam menjalankan ajaran agama Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sesuai dengan khittahnya, MUI memiliki peranan sebagai pewaris tugas-tugas para Nabi (Warasatul Anbiya), pemberi fatwa (mufti), pembimbing dan pelayan umat (Ri’ayat wa khadim al-ummah), gerakan Islah wa al-Tajdid, serta penegak amar ma’ruf nahi munkar.
“Semoga kedepan MUI Sulsel bisa betul-betul mengarahkan, membina, serta membimbing ummat Islam dalam menjalankan dan mempraktekkan ajaran Islam ini sesuai dengan ajaran yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah,” harap Ambo Asse (Ribas).