JAKARTA, suaramuhammadiyah.id– Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof Din Syamsuddin mengatakan bahwa kemajemukan yang ada di Indonesia seharusnya dioptimalkan sebagai sumber kekuatan. Selama ini, terdapat dilema dalam praktek kemajemukan Indonesia. Multikultural yang rapuh dan ego kelompok kerap menjadi potensi terjadinya perpecahan antar umat beragama.
“Kita harus bertekad kemajemukan sebagai kekuatan,” ujar Din, pada acara Halal Bi Halal Idul Fitri 1437 H yang diadakan oleh Indonesian Association For Religions & Cultures (IARC) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI), di Grand Sahid Jaya Jakarta, Senin (18/7).
Din mengajak agar kebersamaan terus dijaga oleh seluruh komponen bangsa. Baik kebersamaan atas dasar agama, suku dan etnik. “Jangan ada yang ingin menguasai kelompok lain,” kata Din. Dengan menjaga kebersamaan, maka kemajemukan akan menjadi kelebihan yang patut disyukuri. Perbedaan yang dikelola dengan baik akan menjadi kekuatan bagi bangsa Indonesia yang majemuk.
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Luhut Binsar Pandjaitan yang hadir dalam acara itu sependapat dengan Din, dan mengajak tokoh agama untuk menjaga kebersamaan dan keragaman. “Kita harus merajut keberaamaan itu,” ujarnya.
Menurutnya, semua komponen bangsa harus bahu-membahu menjaga keamanan dan ketertiban bersama. Masyarakat Indonesia tentu tidak menginginkan Indonesia dilanda konflik seperti negara-negara Timur Tengah. “Kita di Indonesia kebersamaan perlu dipelihara, jangan terperosok seperti Timur Tengah,” ungkap Luhut.
Hadir juga dalam acara tersebut Menteri Perindustrian Saleh Husin, Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat dan beberapa tokoh lainnya (Ribas).