YOGYAKARTA.suaramuhammadiyah.id-Wajah Muhammadiyah tidaklah monolitik sebagaimana dinyatakan oleh Mukti Ali. Para peneliti tentang Muhammadiyah memiliki banyak kesimpulan yang berbeda tentang organisasi yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan ini ditinjau dari berbagai perspektif. Baik oleh peneliti insider maupun outsider, selalu ada hal baru yang bisa dikaji dari beragam perspektif tentang Muhammadiyah hingga usianya yang sudah memasuki abad kedua. Beberapa di antara yang sering dijadikan rujukan primer tentang Muhammadiyah adalah karya-karya Alfian, Alwi Shihab, Ahmad Jainuri, Abdul Munir Mulkhan, Deliar Noer, Haedar Nashir, Najib Burhani, Mukti Ali, Mitsou Nakamura, Hyung-Jun Kim, James Peacock, Troy A. Jhonson, hingga M.C. Ricklefs.
Aspek sejarah lokal gerakan Muhammadiyah masih belum mendapatkan tempat yang memadai dalam studi-studi dewasa ini. Padahal, Muhammadiyah adalah sebuah gerakan sosial Islam yang berkembang dan tumbuh dari bawah dan dipelopori oleh aktor-aktor dinamis nan inspiratif yang masih luput dari observasi para peneliti.
Untuk itu, membaca sejarah lokal Muhammadiyah atau menelaah gerakan Muhammadiyah dari “pinggiran” menjadi penting sebagai salah satu upaya memahami pola pertumbuhan gerakan masyarakat sipil di kalangan masyarakat akar rumput. Persebaran gerakan Muhammadiyah di Pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan lain-lain memiliki ceritera yang khas nan unik yang boleh jadi akan memberikan inspirasi dan pembelajaran bagi para aktivis, pekerja sosial, dan akademisi dalam mengembangkan organisasi ini di masa yang akan datang.
Atas pertimbangan itu, Lembaga Penelitian Pengembangan Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat bekerjasama dengan Pusat Studi Muhammadiyah dan Perubahan Sosial Politik-UMY, Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PP Muhammadiyah, dan Majalah Suara Muhammadiyah menyelenggarakan Seed Research Grant 2016 dengan tema “Membaca Sejarah Lokal Muhammadiyah”. Bagi 10 orang terpilih, panitia akan menyediakan dana penelitian dengan total 100 juta rupiah.
Secara umum, ajang ini diperuntukkan bagi peneliti/dosen, penulis dan aktivis Muhammadiyah. Para peserta bisa memilih aspek kajian yang meliputi lima hal berikut. Pertama, perkembangan awal gerakan Muhammadiyah di sebuah daerah. Kedua, sejarah/biografi sosial-intelektual dan peran tokoh-tokoh lokal inspiratif dalam mengembangkan gerakan Muhammadiyah/ Aisyiyah. Ketiga, sejarah Dinamika interaksi gerakan Muhammadiyah dengan gerakan Islam lain dan/atau non-Islam di sebuah wilayah. Keempat, sejarah pertumbuhan lembaga-lembaga sosial atau Amal usaha di sebuah daerah. Kelima, sejarah gerakan sosial, dakwah, dan ekonomi Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat.
Pemilihan usulan penelitian sejarah lokal Muhammadiyah didasarkan pada orisinalitas dan kebaruan (novelty) topik yang diusulkan. Struktur naskah Konsep Usulan mencakup sebagai berikut: latar belakang (1 hlm), rumusan masalah (0.5 hlm), studi literatur awal (2 hlm), metode penelitian (0.5 hlm), kontribusi kajian yang akan dilakukan (0.5 hlm). Panjang naskah usulan 4 halaman (1.5 spasi).
Semua usulan proposal dikirim melalui email ke: [email protected] paling lambat pada tanggal 3 Agustus 2016, dan akan diumumkan para pemenang pada 10 Agustus 2016. Selanjutnya, 15 Agustus 2016 akan diadakan tandangan kontrak dengan para pemenang. Review laporan kemajuan akan dilangsungkan pada 30 September 2016. Lalu, pada Oktober minggu ke-3 disediakan waktu untuk perbaikan naskah hasil kajian, yang berkisar antara 8000-10000 kata. Berselang seminggu, Oktober minggu ke-4 akan berlangsung proses editing untuk publikasi. Sesuai rencana, pelaksanaan puncak acara, berupa seminar hasil penelitian akan dilangsungkan pada bulan November 2016 (Ribas).