BLIMBINGREJO. suaramuhammadiyah.id– Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Blimbingrejo beserta segenap warga Muhammadiyah laksanakan gotongroyong pembangunan pondasi Pondok Pesantren Modern As-Syifa Muhammadiyah Blimbingrejo yang dilanjutkan dengan peletakan batu pertama pada Selasa, (12/7). Gotong royong ini juga dihadiri sejumlah pejabat Provinsi Jateng dan daerah, Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Nalumsari, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Jepara dan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah .
Pembangunan serta perintisan pesantren ini pun sebelumnya telah direncanakan lebih dari dua dekade oleh Ustadz Umar Hasyim (alm) bersama dengan sesepuh serta warga Muhammadiyah setempat. Sedangkan PDM Jepara pun telah satu windu mengupayakan pembangunan ponpes ini.
Abdul Mu’ti yang turut hadir dalam peletakan batu pertama ini pun menyampaikan kegembiraannya atas dibangunya pondok pesantren ini. Pasalnya, dengan didirikannya Pondok Pesantren Modern As-Syifa Muhammadiyah Blimbingrejo akan semakin menambah daftar pesantren milik Muhammadiyah. Hal ini secara langsung akan membantu tercapainya tujuan persyarikatan untuk Islam yang berkemajuan. Ia pun juga mengajak segenap warga Muhammadiyah yang hadir untuk terus ikut berjuang bersama mendakwahkan Islam melalui Muhammadiyah baik dalam bantuan harta, tenaga, dan pikiran. “Akan dilipatgandakan pahalanya, bahkan yang ikut senang pun ikut dilipatgandakan pahalanya,” tutur Mu’ti.
Mu’ti pun berharap peletakan batu pertama Pondok Pesantren Modern As-syifa Muhammadiyah Blimbingrejo pun kemudian diubah menjadi As-syifa Muhammadiyah Boarding School Blimbingrejo ini bukanlah batu terakhir. “Peletakan batu pertama harus dilanjutkan dengan batu berikutnya. Tahun depan diharapkan sudah bisa diresmikan oleh Pimpinan Umum PP Muhammadiyah,” lanjutnya.
Tidak hanya membangun As-syifa Muhammadiyah Boarding School Blimbingrejo saja yang diharapkan akan mengobati penyakit-penyakit yang menyerang umat. Namun, sebelumnya PRM pun telah mememulai pembangunan Aula Muhammadiyah di komplek perguruan Muhammadiyah yang sempat terhambat oleh masalah pendanaan (Imron alfaruq).