YOGYAKARTA, suaramuhammadiyah.id— Dalam sejarah Muhammadiyah tercatat bahwa persyarikatan ini pernah berkontribusi baik terhadap keberlangsungan olahraga tanah air, utamanya sepak bola. Hal ini disampaikan Sukriyanto AR Ketua Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) PP Muhammadiyah pada Rakernas LSBO di Yogyakarta, Jum’at (29/7).
Berdasarkan cerita yang disampaikanya, dahulu Kiyai Dahlan memiliki kelompok pengajian Wa al-Ashr yang intinya mengajarkan spirit al-Ashr, semangat disiplin dan tepat waktu. Dari pengajian itu, lanjut Sukriyanto, muncul keinginan untuk membuat sebuah stadion sepak bola yang dikoordinir oleh Farid Ma’ruf. Melalui Suratin Ketua PSSI pertama, keinginan itu menjadi nyata dan berdirilah stadion Asri di Yogyakarta. Suratin, papar Sukriyanto, adalah anak dari Raden Ngabei Sosrosoegondho, murid, teman, sekaligus guru Kiyai Dahlan.
Bendahara PSSI waktu itu, sambungnya, adalah mantan bendahara PP Muhammadiyah Abdul Hamid BKN. Abdul Hamid BKN memiliki adik sekaligus pemain PSSI bernama Dalhar. Kemudian lahirlah pemain PSSI yang cukup terkenal pada zamannya tidak lain anak dari Dalhar, yaitu Jam’at Dalhar. “Cerita ini hanya memperjelas bahwa sepanjang sejarah, Muhammadiyah memiliki peran dalam membangun olahraga nasional,” tegas Sukriyanto.
“Cuma sekarang ini, setelah ada pengaruh dunia yang menjadikan olahraga sebagai infotaiment, olahraga menjadi mahal. Mungki itu salah satu alasan mengapa olahraga kita kalah dengan bangsa lain,” imbuhnya (gsh/ns).