JAKARTA.suaramuhammadiyah.id-Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak meminta polisi mengusut tuntas pengakuan gembong narboka Freddy Budiman, yang membeberkan adanya keterlibatan dan bekingan aparat aparatur negara dalam jaringan bisnis narkoba. Fakta itu diungkap oleh Koordinator Kontras Haris Azhar dalam tulisannya berjudul ‘Cerita Busuk dari Seorang Bandit’, yang banyak beredar di media social.
“Nah, bagi saya yang disampaikan Haris Azhar itu sudah sering didengar, tinggal bagaimana pihak kepolisian menindaklanjuti fakta-fakta dan pengakuan itu,” katanya Dahnil, Jumat (29/7).
Dahnil berharap kepolisian jangan berkelit dengan kalimat apologitik. Dahnil meminta pihak kepolisian sebagai yang berwenang harus bekerja secara kooperatif dan objektif menindaklanjuti laporan ini. “Yang bertugas membongkar dan membuktikan ya aparatur hukum, bukan Haris Azhar atau yang lain,” ujarnya.
“Tidak ada yang baru yang disampaikan oleh Haris Azhar, fakta dan pengakuan seperti itu sudah banyak disampaikan oleh berbagai pihak terkait dengan terlibatnya aparatur hukum menjadi bekingan. Bahkan ikut menjual narkoba, dan memeras para pengedar besar narkoba. Fakta Freddy Budiman dipenjara saja tidak pernah bisa mengungkap siapa yang bermain dan pejabat mana yan menjadi dan pemain utamanya,” kata Dahnil.
Sebelumnya, tulisan ‘Cerita Busuk dari Seorang Bandit’ tersebut dibuat Haris Azhar berdasarkan pertemuan Haris dengan terpidana mati kasus penyalahgunaan narkoba Freddy budiman pada 2014 di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nusakambangan. Freddy menceritakan terkait adanya aparat penegak hukum yang bermain, pemberian uang miliaran rupiah ke institusi pemerintah, hingga penggunaan mobil milik aparat untuk mengangkut narkoba tanpa hambatan.
Berikut isi lengkap tulisan Haris Azhar berjudul Cerita Busuk Dari Seorang Bandit: